Kedutaan Besar China di Washington telah mengecam Ketua DPR AS Johnson setelah pejabat itu menyebut China, Rusia, dan Iran sebagai "poros kejahatan".
"Pihak Tiongkok dengan tegas menentang pernyataan keliru yang serius yang dilontarkan oleh beberapa orang di AS tentang kepemimpinan Tiongkok dan telah menyampaikan pernyataan tegas kepada pihak AS," ujar juru bicara Kedutaan Besar Tiongkok, Liu Pengyu, kepada Newsweek pada 19 April, ketika diminta mengomentari pernyataan terbaru Ketua DPR AS, Mike Johnson.
"Kami mendesak AS untuk meninggalkan bias ideologis dan mentalitas Perang Dinginnya, berhenti mencemarkan nama baik para pemimpin Tiongkok, menghentikan manipulasi politik yang tidak bertanggung jawab, dan mengambil tindakan nyata untuk memulihkan momentum stabilitas dalam hubungan Tiongkok-AS, bukan sebaliknya," tambah Liu.
Ketua DPR AS Johnson mengatakan pada tanggal 17 April bahwa ia yakin para pemimpin Tiongkok, Rusia dan Iran adalah "poros kejahatan" ketika berbicara kepada wartawan tentang bantuan ke Ukraina.
"Saya pikir mereka terkoordinasi. Presiden Vladimir Putin akan berbaris melintasi Eropa jika tidak dihentikan," bahkan mungkin menghadapi anggota NATO seperti Polandia, kata Johnson.
Ketua DPR AS Mike Johnson berpidato di Washington pada November 2023. Foto: AFP
Istilah "poros kejahatan" pertama kali digunakan oleh Presiden AS George W. Bush untuk merujuk pada Iran, Irak, dan Korea Utara dalam pidato kenegaraannya pada Januari 2002, hampir setahun sebelum melancarkan invasi ke Irak. Bush menggunakan istilah tersebut untuk menggambarkan pemerintah asing yang dituduh mensponsori terorisme dan mempromosikan senjata pemusnah massal.
John Bolton, sebagai wakil menteri luar negeri untuk pengendalian senjata dan keamanan internasional, menambahkan Kuba, Libya, dan Suriah ke dalam daftar pada Mei 2002.
Pemerintah Rusia dan Iran belum mengomentari pernyataan Tn. Johnson.
Pernyataan kontroversial oleh Ketua DPR AS itu muncul ketika hubungan antara AS dan China menunjukkan tanda-tanda stabil dalam beberapa bulan terakhir, meskipun kedua belah pihak tetap tegang atas banyak masalah seperti Taiwan.
Setelah bertemu di sela-sela KTT APEC di California pada November 2023, Presiden AS Joe Biden dan Presiden Tiongkok Xi Jinping sepakat untuk mengelola ketegangan dalam hubungan tersebut, termasuk proposal untuk melanjutkan dialog pertahanan bilateral.
Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin mengadakan konferensi video dengan mitranya dari Tiongkok Dong Jun pada 16 April untuk membahas hubungan pertahanan serta isu-isu keamanan regional dan global. Ini merupakan pertukaran pertama dalam hampir 18 bulan antara para pemimpin pertahanan tertinggi kedua negara.
Pham Giang (Menurut Newsweek, RT, Reuters )
[iklan_2]
Tautan sumber
Komentar (0)