TRAPPIST-1e, salah satu dari tujuh planet yang mengorbit bintang katai merah TRAPPIST-1, terletak di zona "Goldilocks" tempat air dapat berada dalam wujud cair. Para ilmuwan baru saja merilis hasil awal yang menunjukkan bahwa planet ini mungkin memiliki atmosfer yang kaya nitrogen, mirip dengan Bumi.

Ilustrasi planet TRAPPIST-1e. (Sumber: NASA)
Tim peneliti yang dipimpin oleh Ryan MacDonald (Universitas St Andrews, Inggris) menggunakan teleskop James Webb untuk mengamati TRAPPIST-1e pada tahun 2023. Mereka menganalisis cahaya bintang saat planet tersebut melintas, untuk mendeteksi tanda-tanda kimiawi di atmosfer - seperti air, metana, atau karbon dioksida.
Meskipun berada di "zona layak huni", mendeteksi atmosfer TRAPPIST-1e tidaklah mudah. Cahaya bintang dari bintang induk mendistorsi data, memaksa tim untuk mengamati planet tersebut saat melintasi bintang—ketika cahaya dapat menembus atmosfer (jika ada) dan meninggalkan jejak kimiawi.

Perbandingan spektrum TRAPPIST-1e saat planet mengorbit dengan dua model: satu dengan atmosfer kaya nitrogen (biru) dan satu tanpa atmosfer (oranye). (Sumber: NASA)
Menurut Dr. Ryan MacDonald (Universitas St Andrews), terdapat dua kemungkinan: TRAPPIST-1e mungkin memiliki atmosfer sekunder yang mengandung gas-gas berat seperti nitrogen, atau mungkin tidak memiliki atmosfer sama sekali. Pengamatan awal telah mengesampingkan kemungkinan atmosfer kaya hidrogen seperti yang dimiliki planet-planet raksasa gas, dan atmosfer seperti Venus juga kecil kemungkinannya.
Data yang ada belum cukup untuk mengonfirmasi kebenarannya. Namun, para ilmuwan tetap berhati-hati: Planet ini bisa jadi hanyalah batuan kosong.
TRAPPIST-1 adalah bintang katai merah dengan luminositas rendah yang mudah diamati, tetapi memancarkan banyak suar energik. Planet-planet terdekat, TRAPPIST-1b, c, dan d, telah kehilangan atmosfernya akibat suar ini. Jika TRAPPIST-1e mempertahankan atmosfernya, hal itu akan menjadi pertanda positif bagi potensi kehidupan di sistem katai merah.
NASA berharap dapat mengamati sekitar 20 transit planet lagi dalam beberapa tahun ke depan, sebuah tonggak sejarah dalam astronomi, karena untuk pertama kalinya manusia memiliki alat canggih untuk mencari kondisi layak huni di sistem bintang lain.
Beberapa ahli percaya bahwa jika TRAPPIST-1e dapat dihuni, maka pada usianya 7,6 miliar tahun, ia dapat mengalami proses evolusi yang panjang – bahkan mungkin mengembangkan kecerdasan.
Sumber: https://vtcnews.vn/hanh-tinh-cach-trai-dat-40-nam-anh-sang-co-the-co-su-song-ar964316.html
Komentar (0)