Hari terpendek kedua dalam sejarah

Bumi sedang mengalami salah satu hari terpendek yang pernah ada dan akan ada lebih banyak hari lagi yang akan datang (Foto: Canva).
Menurut data dari sistem pencatatan waktu yang tepat, planet kita mengakhiri harinya sekitar 1,34 milidetik lebih awal dari tanda standar 24 jam, penyimpangan kecil yang tidak dapat dirasakan manusia, tetapi memiliki signifikansi besar dalam penelitian ilmiah tentang dinamika Bumi.
Sejak zaman dahulu, para ilmuwan telah menentukan bahwa rotasi Bumi melambat seiring waktu akibat gesekan pasang surut Bulan, yang menyebabkan Bulan secara bertahap menjauh dari planet ini dan memperpanjang hari-hari di Bumi. Menurut sebuah studi tahun 2023, miliaran tahun yang lalu, satu hari hanya sekitar 19 jam.
Namun, sesuatu yang tidak terduga terjadi: Bumi mulai berputar lebih cepat, dan rekor rotasi terus-menerus dipecahkan.
Sebelumnya, rekor rotasi tercepat dipegang pada 10 Juli, dengan waktu 1,36 milidetik lebih pendek.
Tidak ada konfirmasi resmi dari IERS atau TimeAndDate, tetapi pada tanggal 22 Juli, rotasi Bumi akan memendek sekitar 1,34 milidetik, yang pasti akan menempatkannya pada posisi terpendek kedua tahun ini, melampaui tanggal 5 Agustus mendatang (yang diperkirakan hanya 1,25 milidetik lebih pendek).
Membalikkan Tren Sejuta Tahun

Para ilmuwan belum mampu menjelaskan rotasi Bumi yang cepat (Foto: Getty).
Akselerasi yang tidak biasa ini membingungkan para ilmuwan. Model atmosfer dan lautan tidak dapat sepenuhnya menjelaskan fluktuasi jangka pendek yang tidak biasa saat ini.
Beberapa penelitian, termasuk laporan tahun 2024, menunjukkan bahwa pencairan es kutub dan naiknya permukaan air laut dapat mengubah distribusi massa di permukaan Bumi, sehingga memengaruhi momentum sudut rotasi.
Akan tetapi, alih-alih membuat Bumi berputar lebih cepat, faktor ini tampaknya justru memperlambat rotasi.
Salah satu teori yang semakin kuat adalah perubahan gerak inti cair Bumi. Jika inti Bumi melambat, mantel dan kerak luar mungkin berputar lebih cepat untuk mempertahankan momentum sudut, yang menyebabkan hari yang kita saksikan semakin pendek.
Menurut Profesor Leonid Zotov dari Universitas Negeri Moskow, salah satu pakar terkemuka rotasi Bumi, penyebab sebenarnya dari percepatan ini masih belum jelas.
Ia meramalkan bahwa percepatan itu hanya sementara, dan bahwa Bumi kemungkinan akan melambat lagi dalam beberapa tahun mendatang, melanjutkan tren jangka panjang yang sudah terjadi jutaan tahun lalu.
Meskipun pemendekan ini belum memengaruhi kehidupan sehari-hari, hal ini dapat menyebabkan perubahan signifikan dalam waktu dekat. Jika tren ini berlanjut, para ilmuwan mungkin terpaksa mengurangi satu detik dari jam atom (disebut "detik kabisat negatif") sekitar tahun 2029.
Hal ini belum pernah terjadi sebelumnya dan dapat memiliki implikasi besar bagi sistem GPS, komunikasi, keuangan, dan penerbangan, yang mengandalkan ketepatan waktu yang mutlak.
Sumber: https://dantri.com.vn/khoa-hoc/trai-dat-vua-trai-qua-ngay-quay-nhanh-ky-luc-20250722084858440.htm
Komentar (0)