Times of Israel pada tanggal 7 Oktober mengutip beberapa sumber yang mengatakan bahwa pemimpin Hamas Yahya Sinwar telah menjalin kembali kontak dengan para mediator untuk gencatan senjata dan pembebasan sandera di Qatar setelah berminggu-minggu tidak ada kabar berita, sehingga menimbulkan spekulasi bahwa Tn. Sinwar mungkin telah terbunuh dalam serangan Israel di Jalur Gaza.
Foto yang diambil pada 14 Desember 2022 ini memperlihatkan Yahya Sinwar tampil di hadapan para pendukungnya di Kota Gaza, Gaza utara.
Menurut sumber anonim yang mengetahui negosiasi tersebut dan berbicara kepada Channel 12 Israel, Tn. Sinwar memutuskan kontak karena ia yakin Israel tidak tertarik mencapai kesepakatan.
Selain itu, seorang pejabat senior Israel mengatakan kepada situs berita Walla bahwa tampaknya Tn. Sinwar belum melunakkan pendiriannya mengenai kesepakatan gencatan senjata dan pembebasan sandera.
Setahun Setelah Serangan Hamas di Israel: Para Korban Masih Berduka Cita
Hamas menuntut agar Israel menarik sepenuhnya pasukannya dari Gaza dan mengakhiri konflik secara permanen, sementara Israel menolak kesepakatan apa pun yang akan memungkinkan Hamas mempertahankan kendali atas Gaza dan membangun kembali kekuatan militernya .
Penilaian jangka panjang Sinwar bahwa ia tidak akan selamat dari perang di Gaza telah diperkuat dalam beberapa minggu terakhir, The New York Times melaporkan pada 5 Oktober. Ia yakin perang regional akan memaksa Israel untuk mengurangi operasinya di Gaza, yang berpotensi menghilangkan kebutuhan untuk membebaskan sandera guna mengamankan gencatan senjata di Gaza.
Sebelumnya, Channel 12 melaporkan pada tanggal 4 Oktober bahwa menteri pemerintah Israel sebagian besar telah mengesampingkan masalah penyanderaan, karena Israel telah meningkatkan serangan terhadap pasukan Hizbullah di Lebanon selama dua minggu terakhir.
[iklan_2]
Source: https://thanhnien.vn/thu-linh-hamas-noi-lai-lien-lac-lai-sau-tin-don-thiet-mang-do-israel-tan-cong-185241008144009901.htm
Komentar (0)