
Menurut ahli gizi Nguyen Thi Thuong (Departemen Dietetika, Rumah Sakit Umum Tam Anh , Hanoi ), antioksidan berharga dalam teh hijau seperti epikatekin (EC), asam galat, dan EGCG dapat hancur jika teh diseduh dengan air yang terlalu panas atau diseduh terlalu lama.
Suhu idealnya adalah sekitar 70-80 derajat Celsius, waktu seduh hanya 2-3 menit untuk mempertahankan rasa dan nutrisinya, menghindari pelepasan terlalu banyak tanin yang membuat teh menjadi pahit, sulit diminum dan menyebabkan sakit perut.
Waktu minum teh juga memengaruhi efektivitasnya. Sekitar 30-60 menit setelah sarapan adalah waktu ideal untuk membantu Anda tetap waspada dan meningkatkan metabolisme. Sore hari antara pukul 14.00-15.00 adalah waktu yang tepat untuk meningkatkan konsentrasi.
Namun, minum teh saat perut kosong dapat menyebabkan sakit perut dan mual karena tanin merangsang sekresi asam. Senyawa ini juga mengurangi penyerapan zat besi dan protein, sehingga menyebabkan sembelit jika digunakan secara tidak tepat.
Teh hijau mengandung kafein – lebih sedikit daripada kopi, tetapi cukup untuk menyebabkan insomnia, detak jantung cepat, atau kegelisahan pada orang yang sensitif. Kafein dapat bertahan di dalam tubuh hingga 6 jam, jadi hindari meminumnya setelah pukul 17.00.
Banyak orang memiliki kebiasaan menambahkan gula, susu, atau madu ke dalam teh untuk menambah rasa manis. Namun, hal ini justru dapat merugikan. Lemak dan protein dalam susu mengurangi aktivitas antioksidan teh. Gula meningkatkan risiko obesitas, diabetes, dan gangguan metabolisme jika dikonsumsi secara teratur. Khususnya, menambahkan madu ke dalam teh panas (di atas 50 derajat Celsius) akan merusak enzim-enzim bermanfaat, sehingga mengurangi nilai gizi madu.
Meskipun banyak manfaatnya, teh hijau tidak dapat menggantikan air—lingkungan hidup yang penting bagi tubuh. Lebih lanjut, kandungan kafein dalam teh dapat menyebabkan dehidrasi jika dikonsumsi berlebihan. Orang dewasa sebaiknya hanya minum sekitar 2-3 cangkir teh (400-600 ml) per hari, sesuai dengan kebutuhan kesehatan dan kondisi fisik masing-masing.
Para ahli memperingatkan bahwa katekin dalam teh dapat memengaruhi metabolisme beberapa obat, mengurangi efektivitas atau meningkatkan efek samping, terutama pada obat kardiovaskular, obat tekanan darah, dan antidepresan.
Wanita hamil, wanita menyusui, penderita anemia atau sedang menstruasi juga harus membatasi minum teh karena kafein dan tanin mengurangi penyerapan zat besi, menyebabkan insomnia dan mempengaruhi tidur bayi jika ibu menyusui.
Teh hijau memang minuman yang baik, tetapi perlu digunakan dengan benar: diseduh pada suhu yang tepat, diminum pada waktu yang tepat, hindari mengonsumsinya bersamaan dengan obat atau menambahkan zat tambahan yang tidak perlu. Minum terlalu banyak atau menyalahgunakannya sebagai pengganti air yang disaring dapat mengubah manfaatnya menjadi bahaya.
Sumber: https://baolaocai.vn/thoi-diem-uong-tra-xanh-tot-nhat-trong-ngay-post648861.html
Komentar (0)