Batangan emas di lantai perdagangan di Seoul, Korea Selatan. Foto: Yonhap/TTXVN |
Dewan Emas Dunia (WGC) baru-baru ini mengumumkan rencana untuk menguji coba model Pooled Gold Interests (PGI) di London mulai awal 2026.
Ini adalah mekanisme yang memungkinkan investor memiliki emas dalam bentuk pecahan dan membayar secara real time, sehingga membawa aset tempat berlindung yang aman sejak lama ini selangkah lebih maju ke era digital.
Ini adalah langkah terbaru dalam upaya multi-tahun WGC untuk mendigitalkan pasar emas, dengan ambisi untuk memodernisasi industri perdagangan logam mulia senilai sekitar $900 miliar di London.
Namun, keberhasilan PGI bergantung pada kemampuannya mengatasi perlawanan dari para pemangku kepentingan yang ada dan beradaptasi dengan kerangka hukum yang tidak konsisten di berbagai negara.
Apa itu "emas digital"?
Saat ini, pasar emas London beroperasi terutama dalam dua bentuk: emas “teralokasi” (yang secara kasar dapat disebut emas fisik, dialokasikan dalam batangan tertentu) dan emas “tidak teralokasi” (yang memiliki likuiditas lebih tinggi tetapi memiliki lebih banyak risiko).
PGI dipandang sebagai “opsi ketiga” untuk perdagangan emas over-the-counter (OTC).
Berdasarkan model ini, bank dan investor dapat membeli dan menjual kepemilikan sebagian emas fisik yang disimpan dalam rekening terpisah yang dimiliki bersama melalui struktur perwalian.
Menurut Financial Times, persidangan akan dimulai dengan sejumlah lembaga keuangan di London mulai awal 2026.
Berbeda dengan mata uang kripto, emas digital terikat dengan pasar fisik. Setiap unit PGI setara dengan jumlah emas tertentu yang tersimpan, dan transaksi dicatat di blockchain untuk memastikan transparansi.
"Kami ingin menstandardisasi lapisan perdagangan digital emas, sehingga produk keuangan di pasar lain juga dapat diterapkan pada emas," kata David Tait, CEO WGC.
PGI dipandang sebagai bentuk “paspor digital” untuk emas, terinspirasi oleh model sebelumnya seperti ETF emas atau stablecoin emas (seperti Paxos Gold), yang membutuhkan 100% cadangan emas fisik untuk menghindari risiko sirkulasi “kosong”.
Manfaat dan tantangan
Bagi investor institusional, emas digital menawarkan potensi besar. Alih-alih sekadar aset cadangan, emas dapat menjadi instrumen keuangan yang fleksibel. "Bagi bank, emas dapat digunakan sebagai agunan, yang memungkinkan mereka memperoleh imbal hasil yang signifikan," ujar Bapak Tait.
Menurut WGC, PGI menggabungkan keunggulan dua model emas OTC yang ada, termasuk keamanan emas fisik, keunggulan dapat dibagi, agunan mudah, dan transfer cepat.
Namun, masih banyak skeptisisme terhadap model ini, terutama karena lingkungan regulasi yang belum jelas. Pihak berwenang masih memperdebatkan apakah emas digital harus dianggap sebagai sekuritas atau derivatif, sementara setiap negara menerapkannya secara berbeda, sehingga menyulitkan implementasi lintas batas.
Tidak seperti stablecoin yang dikaitkan dengan mata uang fiat yang menjadi populer karena likuiditasnya, "emas digital" masih dipegang secara pasif dan belum menjadi alat pembayaran atau unit akun umum.
Posisi emas fisik yang tak tergantikan
Meskipun banyak hambatan, "emas digital" secara bertahap menarik perhatian, terutama dari generasi investor muda. Menurut survei HSBC 2025, 41% investor berencana memiliki emas dalam 12 bulan ke depan, dan 28% di antaranya ingin memiliki "emas digital".
Namun, para analis mengatakan emas digital kemungkinan besar tidak akan sepenuhnya menggantikan emas fisik, yang memainkan peran kunci dalam cadangan devisa bank sentral dan permintaan budaya. Bank-bank sentral global saat ini menyimpan sekitar 36.000 ton emas dan telah menambahkan lebih dari 1.000 ton setiap tahun selama tiga tahun terakhir, sebuah rekor tertinggi.
Di tingkat rumah tangga, daya tarik emas fisik tetap kuat. Di Asia dan Timur Tengah, perhiasan menyumbang sebagian besar permintaan emas. Di Inggris, koin emas tidak hanya dipandang sebagai investasi, tetapi juga populer karena nilai artistik dan makna budayanya.
Menurut para ahli, masa depan mungkin terletak pada pendekatan hibrida: Emas fisik terus menjadi "lindung nilai" terhadap inflasi dan risiko keuangan, sementara emas digital menawarkan keuntungan likuiditas, biaya rendah, dan kecepatan pembayaran yang lebih cepat.
Sumber: VNA
Sumber: https://baodongnai.com.vn/kinh-te/202509/thi-truong-vang-toan-cau-chuan-bi-don-cuoc-cach-mang-so-tu-nam-2026-57f01b5/
Komentar (0)