Wakil juru bicara pemerintah Thailand Radklao Inthawong Suwankiri mengumumkan pada 18 Januari bahwa dua tambang litium baru telah ditemukan di Ruangkiet dan Bang E-thum di provinsi Phang Nga.
Cadangan gabungan kedua tambang tersebut diperkirakan mencapai 14,8 juta ton, demikian yang dikutip Thai PBS World dari Ibu Radklao. Selain litium, deposit natrium dalam jumlah besar juga telah ditemukan di wilayah timur laut negara tersebut.
Area ekstraksi litium di pabrik di Bolivia
Penemuan deposit yang mengandung dua unsur alami yang dibutuhkan untuk produksi baterai akan membantu meningkatkan daya saing Thailand dalam industri baterai dan kendaraan listrik, serta mengurangi ketergantungannya pada sumber asing, kata juru bicara tersebut.
Penemuan deposit litium ini menjadikan Thailand memiliki sumber daya litium terbesar ketiga di dunia , setelah Bolivia dan Argentina. Namun, belum jelas apakah cadangan tersebut dapat dieksploitasi secara komersial, menurut AFP.
"Kami sedang mencoba mencari tahu seberapa banyak sumber daya yang kami temukan dapat digunakan. Ini akan membutuhkan waktu," ujar Rudklao kepada The Nation.
Permintaan litium global diperkirakan akan berlipat ganda pada tahun 2025 dan dapat mencapai lebih dari 2 juta ton pada tahun 2030, menurut juru bicara tersebut.
Pemerintah Perdana Menteri Thailand Srettha Thavisin telah memprioritaskan perubahan negara itu menjadi pusat regional untuk produksi kendaraan listrik, dengan memanfaatkan pengalamannya dalam merakit mobil konvensional.
Pada Forum Ekonomi Dunia di Davos, Swiss, minggu ini, Tn. Srettha bertemu dengan banyak pemimpin industri, termasuk wakil presiden Bosch, untuk menyerukan investasi dalam produksi kendaraan listrik di Thailand.
Pada bulan Desember 2023, dua perusahaan kendaraan listrik Tiongkok mengatakan mereka akan berinvestasi 2,3 miliar baht ($64 juta) untuk membantu Thailand berkembang menjadi pusat manufaktur kendaraan listrik.
[iklan_2]
Tautan sumber
Komentar (0)