Kegagalan Italia mempertahankan gelar EURO bukan berarti masa jabatan Luciano Spalletti akan berakhir. Namun, para tifosi tentu saja kecewa dengan penampilan Azzurri yang kurang memuaskan.
EURO 2024 adalah kesempatan bagi Italia untuk menunjukkan kemajuan menjelang kualifikasi Piala Dunia 2026, turnamen yang harus mereka ikuti setelah absen selama satu dekade. Namun, tim Spalletti justru mengalami "kemunduran". Donnarumma dan rekan-rekannya hanya menang satu kali melawan Albania, imbang melawan Kroasia, dan kalah tipis dari Spanyol dan Swiss.
Selain itu, pertahanan dan serangan gagal menunjukkan performa terbaiknya. Para penyerang seperti Gianluca Scamacca, Mateo Retegui, dan Giacomo Raspadori gagal mencetak gol. Di lini pertahanan, Azzurri tidak menunjukkan perisai baja yang mereka miliki tiga tahun lalu.
Italia telah menderita kekalahan yang jauh lebih parah daripada kekalahan dari Swiss. Kekalahan seperti melawan Makedonia Utara pada tahun 2022 adalah kenangan buruk. Namun, penampilan mereka di turnamen tahun ini jauh lebih memilukan.
Spalletti sendiri menyalahkan persiapan yang berlebihan antara pertandingan Albania dan Spanyol atas kelelahan para pemainnya, dan ia memprioritaskan kesegaran bagi timnya. Ia juga melakukan enam perubahan pada susunan pemain inti melawan Swiss, dengan memainkan pemain-pemain seperti Mancini, Cristante, El Shaarawy, dan Fagioli untuk pertama kalinya di turnamen tersebut.
Namun, tim asuhan Spalletti kembali bermain lambat, seperti saat kalah dari Spanyol. Tempo permainan lawan terlalu tinggi untuk ditandingi atau dipertahankan Italia. Kurangnya kecepatan di lini pertahanan juga menghambat gaya menekan tinggi yang diinginkan pelatih Azzurri tersebut.
Di EURO 2024, Luciano Spalletti akan mengandalkan para pemain Inter Milan sebagai inti. Meskipun performa mereka bagus musim lalu, hal ini mungkin berarti mereka tidak dapat mempertahankan momentum setelah memenangkan kejuaraan terlalu cepat bersama Nerazzurri.
Italia juga dilanda cedera berat. Yang paling menonjol, Destiny Udogie akan absen dari skuad inti, bek kiri Federico Dimarco. Bintang-bintang lain seperti Francesco Acerbi, Nicolo Zaniolo, dan Domenico Berardi juga absen dari turnamen karena cedera.
Masalah kebugaran menjadi salah satu alasan utama, tetapi taktik juga berperan besar dalam kekalahan Azzurri. Spalletti kesal dengan komentar tentang kurangnya skuad tetap. Faktanya, sistem yang diterapkan Italia di EURO 2024 telah diuji coba di kualifikasi dan pertandingan persahabatan menjelang turnamen. Namun, Spalletti tidak pernah bermain dengan skuad yang sama. Setiap kali ia bermain, rasanya seperti pertama kali, kurang koneksi dan gaya bermain yang jelas.
Satu-satunya pemain yang patut dipuji adalah kapten Gianluigi Donnarumma, yang menyelamatkan Italia dari kekalahan yang lebih buruk. Bahkan kiper PSG tersebut merasa Azzurri kurang inspirasi di turnamen ini.
EURO 2020 merupakan pengecualian karena Italia mempertahankan rekor 38 pertandingan tak terkalahkan. Roberto Mancini tahu 11 pemain terbaiknya, sementara Spalletti tidak.
"Kami belum menemukan skuad yang jelas. Mungkin saya perlu waktu untuk mengenal para pemain lebih baik," aku Spalletti.
Luciano Spalletti akan tetap bersama tim nasional Italia untuk waktu yang belum ditentukan setelah presiden Federasi Sepak Bola Italia, Gabriele Gavrina, menegaskan bahwa ia masih memiliki kepercayaan penuh kepada ahli strategi berusia 65 tahun tersebut. Namun, perjalanan sang kapten untuk membantu Azzurri kembali ke masa keemasannya mungkin akan sangat panjang.
[iklan_2]
Sumber: https://laodong.vn/bong-da-quoc-te/spalletti-co-dang-bi-chi-trich-sau-that-bai-cua-tuyen-italy-tai-euro-2024-1359939.ldo
Komentar (0)