Ledakan itu terjadi saat ribuan orang berkumpul untuk memperingati komandan senior Korps Garda Revolusi Iran, Jenderal Qassem Soleimani - yang tewas dalam serangan udara di Baghdad (Irak) pada 3 Januari 2020.
Ribuan orang menghadiri upacara peringatan untuk Jenderal Soleimani yang diadakan di pemakaman Karman, yang mengakibatkan banyaknya korban jiwa. (Sumber: IRNA) |
Jumlah korban tewas akibat serangan teroris di dekat pemakaman Kerman pada tanggal 3 Januari telah meningkat menjadi 103, kantor berita resmi Iran IRNA melaporkan.
IRNA menambahkan bahwa 141 orang lainnya terluka, beberapa di antaranya dalam kondisi kritis.
Jumlah korban tewas diperkirakan akan meningkat karena jumlah korban luka dalam dua ledakan berturut-turut tersebut terlalu serius. Awalnya, Nournews melaporkan bahwa beberapa tabung gas meledak di jalan menuju pemakaman dan instansi terkait sedang memantau situasi.
Namun, menurut seorang pejabat yang tidak disebutkan namanya, dua alat peledak ditempatkan di sepanjang jalan menuju pemakaman dan diledakkan dari jarak jauh.
Tim penyelamat saat ini sedang merawat korban luka dan mengevakuasi mereka dari lokasi kejadian. Namun, upaya ini terkendala karena semua jalan menuju lokasi terblokir.
Sejauh ini, belum ada organisasi yang mengaku bertanggung jawab atas serangan ini. Wakil Gubernur Kerman, Rahman Jalali, menyatakan insiden ini sebagai "serangan teroris" dan sedang menyelidikinya.
Menanggapi insiden memilukan ini, pada tanggal 3 Januari, Menteri Luar Negeri Venezuela Yván Gil mengunggah sebuah pesan di media sosial X yang menekankan bahwa negara Karibia ini mengutuk serangan teroris tersebut “dengan kata-kata yang paling keras”.
Kepala Kementerian Luar Negeri Venezuela menyatakan solidaritasnya kepada rakyat dan pemerintah Iran, serta keluarga dan sahabat para korban. Venezuela menyerukan agar mereka yang bertanggung jawab atas serangan tersebut diadili.
Pemerintah Presiden Nicolás Maduro juga menegaskan kembali penentangannya terhadap “terorisme dalam segala bentuknya” dan mengutuk “setiap tindakan kekerasan yang bertujuan menimbulkan teror dan kecemasan di antara penduduk.”
Ledakan itu terjadi saat ribuan orang berkumpul untuk berduka atas kematian komandan senior Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) Qassem Soleimani dalam serangan udara terhadap konvoinya di Bandara Internasional Baghdad di Irak pada 3 Januari 2020.
[iklan_2]
Sumber
Komentar (0)