Tema tahun ini "Pembangunan Berkelanjutan di Era Baru: Mengubah Aspirasi menjadi Tindakan" dianggap sebagai pengingat yang mendesak dalam konteks banyak perubahan sosial -ekonomi global.
Dalam sesi diskusi utama, perwakilan Saigon Beer - Alcohol - Beverage Corporation ( SABECO ), Tn. Nguyen Hoang Giang - Direktur Jenderal Saigon Beer Trading Company Limited (SATRACO), anggota Dewan Eksekutif SABECO berbagi kisah bisnis tentang strategi ESG, yang dianggap sebagai salah satu contoh umum dalam mengubah komitmen keberlanjutan menjadi tindakan nyata.
Dari warisan 150 tahun hingga strategi pembangunan berkelanjutan
Dalam pidatonya, Bapak Giang menekankan bahwa dunia sedang bergerak dalam kondisi volatilitas dan ketidakpastian. Perubahan iklim, gangguan rantai pasok, tekanan inflasi, dan perubahan perilaku konsumen… menimbulkan tuntutan mendesak bagi bisnis untuk tidak hanya pulih, tetapi juga membentuk kembali strategi pengembangan mereka. "Di SABECO, kami percaya bahwa ESG bukan hanya alat untuk adaptasi, tetapi juga fondasi strategis bagi pembangunan yang berkelanjutan, proaktif, dan bertanggung jawab," ujarnya.
SABECO memiliki sejarah pembuatan bir selama 150 tahun dan saat ini menjadi pelopor dalam industri bir Vietnam. Perusahaan ini memiliki 25 pabrik, lebih dari 200.000 titik penjualan, dan mengekspor ke lebih dari 35 negara. Menurut Bapak Giang, kebanggaan SABECO tidak hanya terletak pada skala produksinya, tetapi yang lebih penting, pada perombakan misinya: "Kami tidak hanya memproduksi bir, tetapi juga berkontribusi pada pembangunan berkelanjutan Vietnam."
Dengan menerapkan strategi ESG, SABECO telah mencapai hasil spesifik di pilar lingkungan. Pada tahun 2024, 64% pabrik akan dilengkapi dengan sistem tenaga surya; 40,54% energi yang digunakan dalam produksi bir akan berasal dari sumber terbarukan; 64,22% limbah akan didaur ulang atau digunakan kembali; konsumsi air per unit produk akan berkurang sebesar 7,3% dibandingkan tahun 2023; dan total emisi gas rumah kaca akan berkurang sebesar 9,3% dibandingkan tahun dasar 2023.
Ini adalah langkah pertama dalam peta jalan jangka panjang menuju target Net Zero 2050 yang telah diumumkan SABECO, dengan target jangka menengah pengurangan gas rumah kaca sebesar 42% pada tahun 2030. "Kita tidak menunggu kondisi sempurna untuk bertindak. Transformasi perlu dimulai dari dalam, selangkah demi selangkah, dengan tekad dan tujuan yang jelas," tegas Bapak Giang.
Tenaga surya atap di Pabrik Bir Saigon Quang Ngai. Saat ini, 64 fasilitas produksi SABECO telah terpasang sistem tenaga surya.
Dalam pilar sosial, SABECO memandang masyarakat sebagai bagian tak terpisahkan dari strategi pembangunannya. Program-program yang telah dilaksanakan sebelumnya telah memberikan dampak nyata: pemasangan lebih dari 109 km lampu jalan tenaga surya di 34 provinsi dan kota; mendukung 37.500 orang melalui kampanye "63 Koneksi - 1 Happy Tet"; membangun 30 lapangan olahraga komunitas. "Sebuah bisnis hanya benar-benar berkelanjutan ketika masyarakat di sekitarnya juga berkembang secara berkelanjutan. Kami ingin menciptakan nilai-nilai bersama dengan masyarakat, agar tidak ada yang tertinggal," ujar Bapak Giang.
Menghubungkan komunitas, memperkuat kepercayaan melalui tata kelola yang transparan
Selain faktor lingkungan dan sosial, SABECO menganggap tata kelola yang transparan sebagai fondasi keberlanjutan. 100% pabriknya telah meraih sertifikasi ISO 22000 untuk keamanan pangan dan ISO 14001 untuk manajemen lingkungan. Semua pemasok strategis dinilai berdasarkan ESG dan mematuhi Kode Etik. Perusahaan juga meresmikan Pusat Penelitian & Pengembangan Bir SABECO, yang bertujuan untuk meningkatkan kapasitas inovasi dan mengintegrasikan keberlanjutan ke dalam produksi.
Pada saat yang sama, SABECO bekerja sama dengan PRO Vietnam dan Kementerian Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup dalam menerapkan Tanggung Jawab Produsen yang Diperluas (EPR), serta menjalankan mekanisme pelaporan pelanggaran yang transparan dan prosedur antikorupsi yang ketat. Menurut Bapak Giang, tanpa landasan tata kelola yang transparan, jujur, dan efektif, komitmen ESG apa pun hanya akan menjadi formalitas belaka.
Pada tahun 2024, SABECO akan menerbitkan Laporan Keberlanjutan independen pertamanya sesuai standar internasional GRI. Bersamaan dengan itu, perusahaan akan membentuk Komite Keberlanjutan & Manajemen Risiko di tingkat Dewan Direksi, dan memasukkan ESG ke dalam KPI internal di berbagai departemen. Langkah ini menunjukkan tekad untuk mewujudkan komitmen menjadi sistem tindakan yang terukur.
Di VCSF 2025, kisah SABECO menjadi sorotan ketika dikaitkan dengan tema forum. Sementara banyak bisnis masih berjuang antara target pertumbuhan dan tekanan kepatuhan yang berkelanjutan, SABECO telah menetapkan arah: mempertimbangkan ESG sebagai filosofi operasional, sebuah cara untuk mendefinisikan nilai dan mengukur kesuksesan.
"Ketika berkembang berdasarkan ESG, tidak ada yang tertinggal. Dan nilai yang tercipta tidak hanya akan berkelanjutan bagi bisnis, tetapi juga bagi negara," pungkas Bapak Giang.
Sumber: https://baodautu.vn/sabeco-bien-khat-vong-phat-trien-ben-vung-thanh-hanh-dong-cu-the-tu-di-san-150-nam-d367558.html
Komentar (0)