(CLO) Wakil Presiden AS JD Vance mengatakan pada hari Sabtu bahwa ia dihalangi oleh sekelompok pengunjuk rasa pro-Ukraina saat berjalan bersama putrinya yang berusia 3 tahun.
Di media sosial X, Tuan Vance menulis bahwa kelompok tersebut telah mengikuti dan meneriaki putrinya, menyebabkan putrinya cemas dan takut. Ia memutuskan untuk mendekati mereka dan berdialog dengan harapan putrinya bisa mendapatkan ketenangan selama beberapa menit.
Percakapannya ramah, tetapi ia menekankan bahwa melecehkan anak berusia 3 tahun untuk tujuan politik tidak dapat diterima.
Wakil Presiden AS JD Vance. Foto: X/JDVance
Tn. Vance telah menghadapi protes sejak ketegangan antara AS dan Ukraina meningkat minggu lalu, ketika AS memotong bantuan militer dan berhenti berbagi informasi intelijen dengan Ukraina.
Keputusan itu diambil setelah pertemuan menegangkan di Ruang Oval pada tanggal 28 Februari antara Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy, Presiden AS Donald Trump dan Tuan Vance.
Akhir pekan lalu, saat berlibur bermain ski di Vermont bersama keluarganya, Tuan Vance juga dikritik oleh para pengunjuk rasa yang memintanya untuk "bermain ski di Rusia".
Di tengah meningkatnya ketegangan, Trump mengatakan kepada Truth Social pada hari Jumat bahwa ia sedang mempertimbangkan untuk menjatuhkan sanksi "berbasis luas" terhadap Rusia hingga gencatan senjata dan kesepakatan damai final tercapai. "Mari duduk bersama sekarang, sebelum terlambat," ujarnya kepada kedua belah pihak.
Hoai Phuong (menurut Fox News, Independent)
[iklan_2]
Sumber: https://www.congluan.vn/pho-tong-thong-my-bi-nhom-nguoi-chan-duong-khi-di-dao-cung-con-gai-post337707.html
Komentar (0)