Tidak hanya meningkatkan hubungan bilateral, kunjungan Presiden Finlandia Alexander Stubb ke Tiongkok juga berkontribusi dalam menstabilkan hubungan Tiongkok-Uni Eropa (UE) di saat gejolak global .
Presiden Tiongkok Xi Jinping dan Presiden Finlandia Alexander Stubb di Beijing, 29 Oktober. (Sumber: THX) |
Sebagai salah satu negara Barat pertama yang menjalin hubungan diplomatik dan menandatangani perjanjian perdagangan dengan Tiongkok, Finlandia telah memelihara hubungan yang stabil dan sehat dengan Beijing. Tiongkok kini menjadi mitra dagang terbesar Finlandia di Asia, dengan perdagangan bilateral diperkirakan mencapai $8,2 miliar pada tahun 2023.
Finlandia terkenal di dunia karena kemampuan penelitian dan pengembangan teknologinya, terutama di bidang-bidang seperti teknologi informasi, layanan kesehatan, dan energi ramah lingkungan. Sementara itu, Tiongkok menawarkan pasar yang besar dan basis manufaktur yang beragam, sehingga menciptakan konteks yang dinamis untuk kerja sama antara kedua belah pihak.
Komplementaritas ekonomi antara kedua negara sangat kuat. Oleh karena itu, meskipun terjadi gejolak dalam hubungan Tiongkok-Uni Eropa akibat sengketa perdagangan dan tata kelola internasional, Finlandia tetap mempertahankan sikap yang cukup seimbang. Tidak seperti negara-negara Eropa lainnya, Helsinki tidak mendukung pengenaan tarif pada kendaraan listrik Tiongkok.
Atas dasar positif tersebut, kunjungan Bapak Alexander Stubb berjalan lancar. Banyak perjanjian telah ditandatangani, membuka peluang untuk meningkatkan kerja sama di berbagai bidang seperti pembangunan berkelanjutan, transformasi hijau, ekonomi digital, kecerdasan buatan, dan sebagainya. Model penggabungan kemajuan teknologi Finlandia yang canggih dan kapasitas manufaktur Tiongkok yang besar akan ditingkatkan ke tingkat yang baru.
Seiring Eropa menjadi lebih berhati-hati dalam berurusan dengan Tiongkok, keberhasilan Finlandia dalam mempertahankan sikap dan kebijakan yang cekatan dalam menghadapi kekuatan seperti Tiongkok juga membantu meredakan ketegangan dalam hubungan Uni Eropa-Tiongkok. Hal ini akan menjadi katup pelepas tekanan yang diperlukan ketika hubungan Tiongkok-Uni Eropa menemui jalan buntu.
[iklan_2]
Sumber: https://baoquocte.vn/phan-lan-trung-quoc-van-giam-ap-292059.html
Komentar (0)