Tangki penyimpanan dan pendingin gas di Freeport LNG, eksportir gas alam cair terbesar kedua di AS, beroperasi di Texas, Februari 2023. (Sumber: Reuters) |
"Keputusan pemerintahan Biden telah membuat marah Partai Republik dan membuat khawatir sekutu asing yang semakin bergantung pada energi AS… Penghentian (ekspor) ini telah menimbulkan kekhawatiran di seluruh dunia ," tulis surat kabar tersebut.
Foreign Policy mencatat bahwa Presiden Biden merusak keamanan energi global dan merusak upaya untuk membantu Eropa mengurangi ketergantungannya pada energi Rusia.
Minggu lalu, Presiden Biden mengatakan AS akan menangguhkan persetujuan kontrak ekspor LNG baru karena perubahan iklim.
Keputusan ini menuai kritik keras dari Partai Republik.
Ketua DPR AS Mike Johnson menyebut hal ini keterlaluan, karena menurutnya, Biden "memperkuat Rusia" dan mendorong Eropa ke dalam ketergantungan pada negara ini.
Sejak konflik Rusia-Ukraina dimulai, Uni Eropa telah berupaya mengurangi ketergantungan pada gas dan gas alam cair Rusia. Namun, ekspor LNG Rusia ke kawasan tersebut diperkirakan akan meningkat pada tahun 2023. Beberapa negara Eropa bahkan telah mengizinkan pelabuhan mereka untuk melakukan transshipment atau reekspor LNG Rusia.
Ekspor LNG Rusia ke Uni Eropa mencapai rekor tertinggi sepanjang masa, yakni 1,75 juta ton pada November 2023. Sebelumnya, bulan tertinggi ekspor LNG Rusia ke Uni Eropa adalah Desember 2022, dengan 1,737 juta ton, menurut perusahaan data energi dan pengiriman Kpler.
Dua negara Eropa yang paling banyak membeli gas alam cair Rusia bulan lalu adalah Prancis dan Belgia. Mereka mendapatkan LNG dari Semenanjung Yamal dan kota Vysotsk, yang dipasok oleh produsen gas terbesar kedua Rusia, Novatek.
[iklan_2]
Sumber
Komentar (0)