Para ilmuwan memperingatkan bahwa gunung berapi itu dapat terus meletus selama "berminggu-minggu hingga berbulan-bulan mendatang".
Uap mengepul dari gunung berapi White Island setelah letusan pada Desember 2019 yang menewaskan 22 orang. Foto: AFP/Marty Melville
Ini adalah Pulau Putih, yang meletus pada tahun 2019 dan menewaskan 22 orang. Pulau ini, yang dulunya merupakan destinasi wisata populer, terletak sekitar 50 km dari Pulau Utara Selandia Baru dan 200 km dari Auckland, kota terbesar di negara itu.
Maskapai penerbangan nasional Air New Zealand mengatakan telah membatalkan 10 penerbangan karena abu vulkanik melayang ke landasan pacu di beberapa bandara domestik.
Citra satelit menunjukkan aktivitas letusan "ringan" dimulai awal bulan ini, menurut lembaga penelitian GNS Science.
Mereka mengatakan itu adalah bagian dari "siklus letusan khas" yang telah tercatat di Pulau Putih, yang juga dikenal sebagai Whakaari oleh penduduk asli Maori.
"Aktivitas ini dapat berlanjut selama beberapa waktu, mulai dari berminggu-minggu hingga berbulan-bulan," kata para ilmuwan, seraya menambahkan bahwa beberapa penduduk di pulau-pulau utama Selandia Baru mungkin mencium bau gas vulkanik atau mengalami iritasi ringan pada mata atau tenggorokan, tetapi dampaknya tidak akan parah.
Selandia Baru menaikkan tingkat kewaspadaan gunung berapi tersebut menjadi tiga bulan ini, dari lima. Tur ke Pulau Putih telah dilarang sejak letusan tahun 2019.
Hong Hanh (menurut Reuters, CNA)
[iklan_2]
Sumber: https://www.congluan.vn/nui-lua-phun-trao-lam-gian-doan-cac-chuyen-bay-o-new-zealand-post308773.html
Komentar (0)