Rumah budaya desa Roc Ram merupakan tempat berlangsungnya berbagai kegiatan budaya dan seni secara rutin, yang menciptakan hubungan dalam masyarakat.
Menurut laporan Dinas Kebudayaan, Olahraga, dan Pariwisata, provinsi ini saat ini memiliki hampir 4.300 rumah adat di desa, dusun, dan kelompok pemukiman, yang hampir 70% di antaranya telah diinvestasikan dan dibangun sesuai standar Kementerian Kebudayaan, Olahraga, dan Pariwisata. Banyak rumah adat telah dilengkapi dengan televisi, komputer, pengeras suara, meja dan kursi, lapangan olahraga, rak buku, dll., sehingga menjadi pusat kegiatan politik dan budaya desa. Di sini, kegiatan propaganda dan penyebaran kebijakan Partai dan undang-undang negara diselenggarakan secara berkala, membantu masyarakat mengakses informasi dengan cepat dan akurat.
Sebagai wilayah dengan 97% etnis Thai dan Muong, Desa Roc Ram, Kecamatan Yen Tho, secara rutin menyelenggarakan kegiatan budaya dan olahraga, pelatihan tentang pelestarian budaya tradisional, serta mempopulerkan ilmu pengetahuan dan teknologi di rumah adat, yang menarik banyak orang untuk berpartisipasi. Melalui kegiatan-kegiatan ini, rumah adat secara bertahap menjadi "jembatan ilmu pengetahuan", yang mendekatkan ilmu pengetahuan dan teknologi kepada masyarakat.
Kepala Desa Roc Ram, Quach Van Anh, mengatakan: “Selain kelompok seni dan olahraga , desa juga secara rutin menyelenggarakan kegiatan Klub Identitas Etnis yang beranggotakan 35 orang. Untuk lebih meningkatkan efektivitas lembaga rumah adat ini, kami berharap pemerintah daerah dapat memberikan perhatian untuk mendorong perkembangan klub, serta menyelenggarakan kegiatan seni dan olahraga yang berkaitan dengan pelestarian warisan budaya masyarakat Thai dan Muong.”
Selain di daerah pegunungan, rumah adat desa di dataran provinsi ini menunjukkan efektivitas yang luar biasa. Hingga saat ini, rumah adat desa 18/18 di Kelurahan Dinh Tan telah diinvestasikan secara relatif serentak, dilengkapi dengan sistem pengeras suara, televisi, kamera, dan Wi-Fi... untuk memenuhi kebutuhan kegiatan masyarakat. Musim panas ini, rumah adat desa-desa di Kelurahan ini menjadi tempat kegiatan kelompok, tim, klub seni dan olahraga, serta tempat bermain anak-anak. Di desa-desa seperti Dong Tinh, Ho Thon, Ve Thon..., kelas keterampilan lunak bagi remaja diselenggarakan, yang memberikan pelatihan tentang produksi pertanian bersih dan transformasi digital.
Namun, menurut Kepala Dinas Kebudayaan dan Masyarakat Komune Dinh Tan, Dong Thi Lien, masih banyak yang harus dilakukan untuk memaksimalkan efektivitas rumah adat. Khususnya, inovasi dan penyelenggaraan beragam kegiatan di rumah adat perlu dilakukan untuk menarik banyak peserta, terutama kaum muda. Selain itu, sumber dana untuk pemeliharaan, penyelenggaraan kegiatan, dan investasi peralatan masih terbatas. Oleh karena itu, diperlukan perhatian dan arahan dari semua lapisan dan sektor, serta partisipasi aktif masyarakat agar rumah adat desa dapat semakin ditingkatkan dan beroperasi secara efektif.
Dari komune pegunungan seperti Yen Tho hingga komune dataran Dinh Tan, sistem rumah budaya semakin mengukuhkan posisinya sebagai "titik tumpu" komunitas. Dari ruang-ruang inilah gerakan "Seluruh rakyat bersatu membangun kehidupan budaya" perlahan menyebar dengan kuat, menjadi kekuatan pendorong bagi pembangunan komprehensif wilayah tersebut. Khususnya, dalam konteks transformasi digital dan pembangunan pedesaan baru yang maju, rumah budaya desa dan dusun diharapkan terus berinovasi, baik dari segi bentuk operasional maupun konten, tidak hanya menjadi tempat kegiatan tradisional, tetapi juga menjadi pusat penyediaan informasi digital, yang melayani pembelajaran masyarakat, dan pembangunan ekonomi.
Sesuai dengan orientasi sektor budaya, olahraga, dan pariwisata, setiap rumah budaya akan menjadi "pusat komunitas modern" dengan beragam fungsi: tempat untuk menyelenggarakan pertemuan dan kegiatan budaya tradisional, sekaligus ruang belajar bagi masyarakat. Selain berfokus pada pembangunan infrastruktur, penerapan teknologi informasi akan digalakkan, secara bertahap membentuk model "rumah budaya digital", tempat masyarakat dapat mengakses internet, memanfaatkan data untuk mendukung produksi, konsumsi cerdas, serta mempromosikan produk-produk khusus dan produk OCOP.
Lebih dari sebelumnya, rumah budaya desa dan dusun menghadapi peluang untuk menjadi pusat penyebaran pengetahuan, budaya, dan menghubungkan komunitas di era transformasi digital. Ketika ruang-ruang ini "dihidupkan" dengan kegiatan-kegiatan praktis, kaya, dan ramah lingkungan, rumah budaya tak hanya menjadi simbol solidaritas, tetapi juga penggerak bagi setiap wilayah pedesaan untuk bangkit.
Artikel dan foto: Hoai Anh
Sumber: https://baothanhhoa.vn/noi-ket-noi-cong-dong-nbsp-va-lan-toa-tri-thuc-260235.htm
Komentar (0)