Pada tanggal 29 Januari, miliarder Elon Musk mengumumkan di X bahwa Neuralink telah menanamkan sebuah chip ke dalam otak manusia untuk pertama kalinya dan bahwa pasien tersebut "pulih dengan baik" dengan hasil awal "yang menunjukkan kemampuan deteksi lonjakan neuron yang menjanjikan."
Namun, ia tidak menyebutkan kontroversi sengit seputar perusahaan antarmuka otak-komputer (BCI) miliknya, termasuk bagaimana Neuralink memperlakukan monyet percobaannya.
Pada Mei 2023, Neuralink mengumumkan telah menerima persetujuan dari Badan Pengawas Obat dan Makanan AS (FDA) untuk melakukan uji coba pada manusia. Beberapa bulan kemudian, perusahaan mulai merekrut pasien untuk uji coba tersebut.
Sehari kemudian, majalah Wired melaporkan bahwa sekitar selusin monyet rhesus yang diuji Neuralink mengalami berbagai gejala aneh, termasuk pembengkakan otak, kelumpuhan sebagian, dan perilaku melukai diri sendiri. Akhirnya, beberapa monyet tersebut pingsan.
Dalam sebuah kecelakaan di tahun 2019, chip yang ditanamkan pada salah satu monyet tiba-tiba rusak. Setelah terbangun dari operasi yang gagal, monyet tersebut menggaruk area implan, menyebabkan pendarahan. Ternyata luka operasi telah terinfeksi, tetapi implan tersebut menyebabkan monyet tersebut tidak dapat menerima perawatan medis apa pun. Akibatnya, monyet tersebut akhirnya mati.
Monyet uji lainnya pada tahun 2019 membenturkan kepalanya ke tanah dan menggaruk area operasi hingga berdarah, akhirnya kehilangan kendali. Monyet ini juga mati.
Menurut Wired , sekitar 21% monyet yang diuji Neuralink dilaporkan mati akibat masalah pada chip yang ditanamkan di otak mereka. Sebagian besar eksperimen yang dimaksud dilakukan pada tahun 2019 dan 2020, tahap awal pengembangan perusahaan.
Namun, tampaknya rincian percobaan awal tersebut tidak dibagikan kepada investor Neuralink, sehingga memicu tekanan dari Komisi Sekuritas dan Bursa Amerika Serikat (SEC) untuk menyelidiki apakah perusahaan dan pendirinya menyesatkan investor dengan menyembunyikan insiden tersebut.
Belum jelas apakah SEC telah membuka investigasi terhadap Neuralink, tetapi Reuters melaporkan pada akhir 2022 bahwa Departemen Pertanian AS telah menyelidiki perusahaan rintisan tersebut atas kemungkinan pelanggaran Undang-Undang Kesejahteraan Hewan. Pada Juli 2023, investigasi telah selesai dan tidak menemukan bukti pelanggaran penelitian hewan, selain insiden tahun 2019 yang dilaporkan sendiri oleh Neuralink.
Menurut Futurism , pengujian pada hewan seringkali berakibat fatal dalam penelitian pengobatan. Namun, Neuralink dikritik karena tidak mengungkapkan semua itu kepada publik sebelum menggalang dana, merekrut peserta uji klinis, dan melakukan operasi otak yang berisiko.
(Menurut Futurisme)
[iklan_2]
Sumber
Komentar (0)