Menurut data dari Departemen Umum Bea Cukai, pada bulan Juni 2024, sebanyak 2.882 unit mobil utuh (CBU) diimpor dari Tiongkok, dengan total nilai omzet hampir 83 juta USD, menandai peningkatan 117% dalam volume dan 57,8% dalam nilai dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Menjelaskan fenomena pertumbuhan mendadak ini, banyak ahli percaya bahwa peluncuran serentak sejumlah merek mobil terkenal dari China seperti BYD, GAC, Haval, Lynk & Co, Omoda dan Jaecoo telah menciptakan gelombang impor mobil dari negara ini.
Di saat yang sama, pemulihan MG Cars juga berkontribusi pada lonjakan ini. Yang patut dicatat adalah kemunculan BYD, merek yang menghadapi banyak skandal global tetapi masih dengan cepat mendominasi pasar Vietnam.
Penjelasan di balik pertumbuhan mendadak impor mobil CBU dari China adalah peluncuran cepat sejumlah merek seperti BYD, GAC, Haval, Lynk & Co, Omoda dan Jaecoo, bersamaan dengan kebangkitan diam-diam MG Cars... baru-baru ini.
Dalam 6 bulan pertama tahun 2024, Vietnam mengimpor total 14.729 mobil CBU dari Tiongkok, senilai hampir 456 juta dolar AS. Angka ini meningkat 152% dalam volume dan hampir 104% dalam nilai dibandingkan periode yang sama pada tahun 2023. Hal ini tidak hanya mencerminkan tren impor mobil dari Tiongkok, tetapi juga menunjukkan semakin besarnya pengaruh merek mobil asal negara ini di pasar mobil Vietnam.
Tak hanya Tiongkok, Indonesia juga mencatat pertumbuhan impresif pada paruh pertama tahun ini. Statistik menunjukkan bahwa pada Juni 2024, Vietnam mengimpor 6.564 mobil CBU dari Indonesia dengan total omzet sebesar 98 juta dolar AS, naik 65,5% secara volume dan 77,4% secara nilai dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Dalam 6 bulan pertama tahun ini, total omzet impor mobil dari Indonesia mencapai 32.797 unit dan 478 juta dolar AS, naik 26,2% secara volume dan 36% secara nilai.
Berbeda dengan lonjakan mobil Tiongkok dan Indonesia, jumlah mobil impor dari Thailand—salah satu pasar utama Vietnam—telah menurun tajam. Khususnya, dalam 6 bulan pertama tahun 2024, hanya 23.736 mobil CBU dari Thailand yang diimpor ke Vietnam, mencapai omzet sebesar 463 juta dolar AS, turun 26,7% dalam volume dan 31,7% dalam nilai dibandingkan periode yang sama pada tahun 2023.
Sejak Perjanjian Perdagangan Barang ASEAN (ATIGA) berlaku pada 1 Januari 2018, pajak impor untuk mobil utuh dari negara-negara Asia Tenggara telah diturunkan menjadi 0%, yang mendorong peningkatan tajam impor mobil dari Thailand dan Indonesia. Namun, pada tahun 2024 akan terjadi perubahan yang nyata dalam keseimbangan pasar, ketika mobil impor dari Tiongkok dan Indonesia menjadi dua sumber pasokan utama. Hal ini telah mengurangi pangsa pasar mobil Thailand di Vietnam secara drastis.
Saat ini, mobil impor dari Indonesia, Thailand, dan Tiongkok hampir mendominasi seluruh pasar mobil impor di Vietnam, dengan mayoritas merupakan mobil murah. Sementara itu, mobil mewah dari Inggris, Jerman, dan AS terus menghadapi kesulitan menghadapi gelombang mobil murah dari Tiongkok dan Asia Tenggara.
[iklan_2]
Sumber: https://www.congluan.vn/nhap-khau-o-to-tu-trung-quoc-tang-dot-bien-trong-nua-dau-nam-2024-post314281.html
Komentar (0)