Banyaknya orang yang melakukan _remix_ terhadap lirik lagu anak-anak, memutarbalikkan hakikat dan makna lagu tersebut, bahkan sampai mencampurnya dengan gaya orang dewasa, telah menimbulkan banyak kontroversi di kalangan penonton.

Menarik tapi meninggalkan konsekuensi
Musik anak-anak adalah komposisi untuk anak-anak dengan lirik yang murni dan sehat yang berkontribusi untuk mengarahkan pemikiran anak-anak seperti: Cintailah orang tua, berbuat baiklah... Ada banyak lagu anak-anak yang telah menjadi klasik dan diputar oleh orang tua untuk didengarkan anak-anak mereka setiap hari seperti: Dua bebek, Guruku, Dua kadal kecil...
Namun, dalam setahun terakhir, lagu-lagu tersebut telah diubah menjadi berbagai gaya dan lirik baru, yang tersebar luas di media sosial. Hal ini menimbulkan beragam reaksi dari penonton.
Di antaranya, ada lagu "Em la bum non cua Dang" yang digubah oleh musisi Mong Lan pada tahun 1958. Sejak awal tahun 2024 hingga sekarang, lagu ini tiba-tiba kembali populer dan telah diunggah oleh banyak orang di platform media sosial. Awalnya, terdapat lagu-lagu cover dengan berbagai suara yang memberikan dampak positif bagi pendengar dan penonton.
Namun, akhir-akhir ini, beberapa versi parodi telah dirilis dengan banyak bahasa yang menyinggung dan mengarahkan pendengar pada pesan-pesan negatif seperti: "Rebung melapor ke rebung tua" (artinya anak-anak nakal menyakiti orang dewasa dan orang tua); atau parodi "membakar tumpukan jerami untuk membakar rumah tetangga" - ini cukup berbahaya, meracuni jiwa anak-anak.
Patut dicatat bahwa banyak orang menggunakan kembali potongan musik ini sebagai musik latar untuk video mereka yang diunggah ke platform TikTok. Hal ini membuat parodi lagu-lagu dengan lirik vulgar ini menyebar luas. Lirik lagu anak-anak tidak hanya menyinggung, tetapi remix versi barunya juga kontroversial.
Baru-baru ini, penyanyi Thu Minh menjadi bintang tamu di acara Konser Tre. Selain membawakan serangkaian lagu seperti "Bayangan Awan Melewati Ambang", "Teluk...", penyanyi wanita ini juga menarik perhatian ketika membawakan versi baru "Dua Kadal Kecil"—sebuah lagu yang akrab di telinga anak-anak.
Dalam penampilan ini, Thu Minh berkesempatan untuk menunjukkan suara merdunya, yang telah menjadi ciri khasnya. Namun, penampilannya mendapat beragam tanggapan dari komunitas daring. Banyak yang menganggap penggarapan ulang lagu yang sudah familiar bagi anak-anak ini kurang tepat.
Selain itu, seringnya geraman penyanyi wanita Thu Minh juga membuat pendengar merasa tidak nyaman, sehingga mengurangi nilai lagu tersebut.
Sebelumnya, parodi musik Doraemon yang dilakukan aktor Le Duong Bao Lam juga menjadi topik kontroversial. Isi parodi ini memang konyol, tetapi sang aktor terus-menerus menampilkannya dalam acara kuis seperti San dau lyric, Khuon mat dang viet... di program resmi atau video di balik layar yang telah lolos sensor stasiun.
Perlu dihapus remix menyinggung, hindari meracuni anak-anak
Jika Anda mencari kata kunci "nhac chup nam non" di TikTok, pengguna media sosial dapat dengan mudah menemukan klip musik parodi dengan lirik yang menyinggung. Lebih penting lagi, ada klip yang ditonton jutaan kali. Sementara itu, TikTok dan banyak platform media sosial lainnya masih belum memiliki kebijakan pembatasan usia.
Pada minggu terakhir bulan Juni 2024, "rebung" masuk dalam 10 topik terpopuler di media sosial. Akan sangat mengkhawatirkan jika lagu ini digubah dengan lirik vulgar, yang saat ini sedang menjadi "tren hangat" di kalangan anak muda.
Musisi Nguyen Van Chung, yang telah menggubah serangkaian lagu tentang anak-anak, mengatakan bahwa ia tidak setuju dengan banyaknya orang yang me-remix lagu anak-anak yang menyinggung dan memutarbalikkan pesan. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa lagu-lagu dengan lirik yang merugikan perlu dihilangkan untuk menghindari tren lirik yang menyinggung, yang dapat menimbulkan banyak konsekuensi bagi kaum muda.
Sumber
Komentar (0)