Bapak Nguyen Van Tuat lahir pada tahun 1958 di negeri yang kaya akan budaya tradisional Cheo. Masa kecilnya identik dengan nyanyian merdu yang menggema dari halaman rumah warga, perayaan desa, bahkan siaran radio yang diiringi alunan drum Chau dan lagu-lagu Cheo yang familiar. Melodi Cheo kuno merasuk ke dalam jiwa Nguyen Van Tuat muda secara alami, layaknya aliran tradisi tanah airnya yang tak henti-hentinya.
Ketika perang meletus, Bapak Tuat mengikuti panggilan Tanah Air dan bergabung dengan tentara, bertempur sekaligus mengabdi pada karya budaya Daerah Militer 5, membawakan suara merdunya untuk mengabdi kepada para prajurit di medan perang. Setelah tahun 1975, Bapak Tuat dipindahkan ke wilayah pertambangan Quang Ninh dan pada tahun 1985, beliau pindah ke Mong Duong Coal.
"Saya pikir jauh dari tanah air berarti jauh dari mendayung, tetapi nasib tanah baru ini menghidupkannya kembali, menjadi tempat untuk terus menabur benih gairah dan dedikasi terhadap seni tradisional," kenang Pak Tuat.
Awalnya, hanya ada pertunjukan-pertunjukan kecil dalam kegiatan Perusahaan Batubara Mong Duong, dan dari pertunjukan-pertunjukan sederhana itu, suara nyanyian Cheo perlahan menyebar ke seluruh permukiman. Para pekerja dari berbagai daerah pedesaan seperti Nghe An , Thanh Hoa... berkumpul di sini, menemukan harmoni dalam melodi Cheo dari tanah air mereka. Mereka bernyanyi bersama, belajar bersama, dan kemudian gerakan Cheo perlahan berkembang.
Tak hanya sebagai penampil, Bapak Tuat juga membuka kelas-kelas pelatihan menyanyi Cheo di Mong Duong, Cua Ong, lalu menyebar ke Quang Hanh, Cam Thach (sekarang kecamatan Quang Hanh), Cam Binh, Cam Trung (sekarang kecamatan Cam Pha)... Berkat itu, puluhan kelas Cheo didirikan, diajarkan, dan gerakan-gerakan dipelopori oleh beliau. Baik lansia maupun muda, dari pekerja hingga kader pensiunan, semuanya menemukan kegembiraan dan gairah dalam menyanyi Cheo di bawah bimbingan beliau yang penuh dedikasi.
Ia percaya bahwa untuk berhasil mengajar Cheo, pertama-tama, seseorang harus membuat orang-orang mencintai Cheo dan bersemangat tentang Cheo. Oleh karena itu, ia tidak hanya mengajar menyanyi tetapi juga tampil langsung, mengajarkan setiap gerakan, cara memainkan peran, dan menekankan lirik agar terasa menyentuh jiwa. Malam-malam bernyanyi yang menggema hingga larut malam di lingkungan sekitar, kelas-kelas yang berlangsung dari hari ke hari, dll. menjadi kenangan indah dalam perjalanan melestarikan seni Cheo di tanah pertambangan.
Khususnya, Bapak Nguyen Van Tuat juga merupakan seniman multitalenta yang aktif di bidang musik dan teater. Beliau menjadi anggota Asosiasi Sastra dan Seni Quang Ninh pada tahun 1992, dan merupakan pencipta lagu-lagu yang kental dengan karakter daerah pertambangan seperti "Canh tho lo chung toi", "Tho lo vao ca", dan banyak drama panggung yang telah dipentaskan dan dipentaskan secara luas di berbagai festival dan pertunjukan seni.
Berkat bakat dan dedikasinya yang gigih, ia dianugerahi gelar Seniman Daerah Pertambangan (1996), menerima Medali untuk Penyebab Teater Massa (1992), dan dianugerahi gelar Sutradara Luar Biasa pada Festival Seni Amatir Nasional (2007)...
Meskipun zaman telah berubah dan melodi Cheo dalam kehidupan modern terkadang terlupakan, bagi Bapak Nguyen Van Tuat, Cheo tak pernah menjadi bagian dari masa lalu. "Suara genderang Cheo dan lagu-lagu Cheo harus terus bergema di bumi dan langit Wilayah Pertambangan, untuk mengobarkan pemahaman generasi mendatang tentang tradisi. Seni tradisional bukan sekadar kenangan, melainkan ritme kehidupan, budaya, dan jiwa mereka sendiri," ungkap Bapak Tuat.
Di tengah debu batu bara, suara ekskavator dan truk yang hilir mudik, suara nyanyian cheo seniman tua itu masih bergema bergairah dan mendalam, sebagai bukti bahwa keindahan budaya tradisional masih kental dan hidup di tanah pertambangan.
Sumber: https://baoquangninh.vn/nguoi-giu-hon-lan-toa-nghe-thuat-cheo-tren-dat-mo-3364734.html
Komentar (0)