“Duta Digital” di era baru
KOL bukan hanya wajah hiburan atau alat promosi, tetapi telah menjadi "duta digital" yang berkontribusi dalam membentuk tren sosial dan mempromosikan budaya Vietnam ke dunia. Berkaitan dengan ledakan platform digital, mulai dari seni, olahraga hingga pendidikan , keuangan, pariwisata, dan sebagainya, KOL menciptakan tren, memimpin opini publik, menginspirasi, dan membentuk perilaku.

Mayor Jenderal Le Xuan Minh, Direktur Departemen Keamanan Siber dan Pencegahan Kejahatan Berteknologi Tinggi ( Kementerian Keamanan Publik ), mengatakan: “KOL adalah “duta digital”, berkontribusi dalam menciptakan era baru bagi negara, mendampingi Partai, Negara, dan rakyat dalam membangun ekonomi digital, budaya digital, dan masyarakat digital”. Dari situ, dapat dilihat bahwa peran KOL tidak berhenti pada mempromosikan merek atau menciptakan efek hiburan, tetapi juga harus menjadi kekuatan pelopor dalam menyebarkan nilai-nilai “kebenaran - kebaikan - keindahan”, sambil melestarikan dan mempromosikan identitas Vietnam di kancah internasional.
Bukti nyata peran sosial para pemimpin komunitas (KOL) adalah kemampuan mereka untuk menghubungkan masyarakat melalui kegiatan-kegiatan praktis. Bapak Nguyen Lam Thanh, Direktur Jenderal TikTok Vietnam, berbagi: "Setelah pandemi Covid-19, banyak anak muda dari daerah pedesaan mengunggah video memasak sederhana, sambil mendukung konsumsi produk pertanian lokal. Berkat dukungan para KOL, pernah ada lebih dari 21 ton leci Bac Giang (dulunya Provinsi Bac Giang, sekarang Provinsi Bac Ninh) yang dijual daring kepada konsumen.
Tak hanya ekonomi, banyak kampanye daring juga menyebarkan pesan budaya, membangkitkan kebanggaan nasional melalui tagar seperti #BanggaVietnam, #TanahAirDiHati…”. Sementara itu, Bapak Do Quang Vinh, Wakil Ketua Dewan Direksi SHB, berkomentar bahwa ketika para KOL mendampingi bisnis dengan semangat "praktik sejalan dengan kata-kata", kerja sama tersebut tidak hanya berhenti pada promosi produk tetapi juga menciptakan dampak sosial yang positif, mulai dari edukasi keuangan, perlindungan lingkungan, hingga dukungan bagi kelompok yang kurang beruntung. Hal ini merupakan bukti nyata kekuatan para KOL dalam menyebarkan tanggung jawab sosial.
Segera memiliki koridor hukum
Seiring dengan meningkatnya pengaruh, muncul pula tantangan yang signifikan. Banyak kasus di mana KOL memanfaatkan reputasi mereka untuk mengiklankan barang palsu, menyebarkan informasi palsu, atau menghasilkan konten yang menyinggung. Akibatnya, kepercayaan publik tercoreng dan lingkungan media digital terdistorsi. Oleh karena itu, prinsip "semakin besar pengaruh, semakin besar tanggung jawab" harus menjadi pedoman etika profesional bagi setiap KOL.
Dalam konferensi tersebut, para ahli menekankan perlunya segera memiliki koridor hukum bagi aktivitas KOL. Mengutip pengalaman internasional, Ibu Nguyen Thi Thanh Huyen, Wakil Direktur Departemen Radio, Televisi, dan Informasi Elektronik (Kementerian Kebudayaan, Olahraga, dan Pariwisata), mengusulkan agar Vietnam membutuhkan sanksi yang cukup kuat, termasuk membatasi pertunjukan dan penampilan media bagi KOL yang melanggar hukum, dan sekaligus merekomendasikan agar merek berhati-hati saat bekerja sama dalam periklanan untuk melindungi merek mereka. Dari perspektif lain, seorang perwakilan TikTok Vietnam juga secara terus terang menunjukkan bahwa profesi KOL di Vietnam masih belum dianggap benar-benar profesional. Oleh karena itu, membangun kerangka standar profesional bagi KOL dan membentuk organisasi untuk mewakili suara bersama bagi komunitas ini sangatlah penting.
Dalam konferensi tersebut, banyak pendapat yang menegaskan bahwa keindahan sejati para KOL tidak terletak pada jumlah virtual, melainkan pada dedikasi dan tindakan nyata mereka bagi masyarakat. Dengan menggabungkan tanggung jawab sosial, koridor hukum, dan mekanisme pengaturan diri, komunitas KOL Vietnam dapat berkembang secara berkelanjutan.
Pada konferensi tersebut, penyelenggara meluncurkan Aliansi "Kepercayaan Digital", yang menyatukan KOL/KOC terkemuka, bisnis, agensi pers, dan platform digital, untuk menyebarkan nilai-nilai positif, membangun standar, serta mendorong transparansi dan tanggung jawab di dunia maya. Bersamaan dengan itu, program "Kepercayaan Influencer" juga diluncurkan, yang bertujuan untuk menstandardisasi etika profesional, mensertifikasi reputasi, mendukung agensi manajemen dan bisnis dalam memilih mitra yang tepat, dan melindungi konsumen.
Sumber: https://www.sggp.org.vn/nguoi-co-suc-anh-huong-kol-anh-huong-cang-lon-trach-nhiem-cang-cao-post809028.html
Komentar (0)