Sebagai sekolah di daerah terpencil di Zona Khusus Phu Quoc (An Giang), Sekolah Dasar-Menengah Bai Thom telah secara proaktif menerapkan transformasi digital dengan banyak inovasi, mulai dari mengintegrasikan pendidikan etika digital hingga menerapkan kecerdasan buatan (AI) dan platform teknologi ke dalam pengajaran.
Meningkatkan semangat belajar mandiri dari sumber daya digital
Ibu Le Thi Bich Phuong, Wakil Kepala Sekolah Dasar dan Menengah Bai Thom, mengomentari bahwa Resolusi 71-NQ/TW Politbiro telah menetapkan persyaratan untuk mempromosikan peran siswa sebagai subjek dan membangun budaya belajar sepanjang hayat.
Dalam proses implementasinya, transformasi digital pendidikan memegang peranan penting dengan menciptakan platform teknologi dan perpustakaan ilmu pengetahuan digital yang kaya, yang menjadi syarat untuk mendorong belajar mandiri dan mewujudkan pembelajaran sepanjang hayat.

Siswa di sekolah selama jam ekstrakurikuler. Foto: Sekolah Menengah Bai Thom
Di sekolah, guru mengintegrasikan pendidikan etika digital ke dalam mata pelajaran TI, membimbing siswa untuk berperilaku sopan saat daring, menghormati hak cipta, dan jujur saat menggunakan AI.
Siswa didorong untuk menggunakan perpustakaan digital, berpartisipasi dalam forum daring, dan mengerjakan proyek kelompok menggunakan perangkat teknologi. Melalui kegiatan ini, mereka secara bertahap mengembangkan kebiasaan belajar mandiri, mengembangkan kreativitas, dan tanggung jawab—keterampilan inti warga digital masa depan.
Menurut Ibu Phuong, transformasi digital dan penerapan AI dalam pendidikan merupakan tren yang tak terelakkan. Resolusi 71-NQ/TW telah membuka arah strategis, tetapi keberhasilannya bergantung pada inisiatif, kreativitas, dan upaya setiap sekolah dan setiap guru dalam implementasi praktisnya.
Upaya mengatasi kesulitan
Sekolah Dasar dan Menengah Bai Thom memiliki 3 kampus di Bai Thom, Da Chong, dan Rach Tram. Sekolah ini memiliki total 540 siswa, 26 ruang kelas, dan 44 guru.
Sekolah ini memiliki banyak kendala dalam hal infrastruktur dan sumber daya manusia. Ketiga sekolah berjarak lebih dari 7 km, sementara jumlah ruang komputer dan peralatan terbatas.
Sebagian besar komputer sudah tua, konfigurasinya tidak memenuhi persyaratan, dan koneksi internetnya lemah, menyebabkan banyak pelajaran berbasis teknologi tidak seefektif yang diharapkan.
Meskipun tenaga pengajar aktif mengikuti pelatihan dan banyak menggunakan alat bantu seperti ChatGPT, Canva, Google Form atau Quizizz, namun tetap saja mereka menemui banyak kendala akibat beban kerja yang berat, banyak di antaranya yang harus mengajar lintas mata pelajaran.
Secara khusus, beberapa siswa tidak memiliki perangkat pintar pribadi, sehingga guru terpaksa meminjamkan mereka komputer atau ponsel untuk mendukung mereka.

Para guru di Sekolah Dasar dan Menengah Bai Thom (Zona Khusus Phu Quoc) pada upacara pembukaan baru-baru ini. Foto: Sekolah Dasar dan Menengah Bai Thom
Ibu Le Thi Bich Phuong mengatakan bahwa untuk mengatasi situasi ini, sekolah perlu menambah lebih banyak staf untuk mengurangi tekanan pada guru, dan pada saat yang sama berinvestasi dalam fasilitas sinkron dari ruang komputer, proyektor, papan interaktif hingga sistem Internet yang stabil.
Wakil Kepala Sekolah menekankan: "Guru benar-benar membutuhkan dukungan dari kebijakan agar memiliki waktu untuk mempelajari dan meneliti alat-alat baru, bukan hanya mengikuti jadwal mengajar yang ketat."
Inovasi dalam metode pengajaran
Transformasi digital dalam pendidikan bukan hanya tentang melengkapi peralatan teknologi, tetapi juga tentang inovasi mendalam dalam metode pengajaran.
AI telah berkontribusi pada personalisasi pembelajaran, mendukung analisis data sehingga guru dapat memahami kemampuan setiap siswa dengan jelas. Namun, untuk memastikan keadilan dan transparansi, guru perlu berperan sebagai pengambil keputusan akhir dalam proses penilaian.
"AI seharusnya hanya menjadi alat pendukung. Untuk mencapai hasil yang sesuai, guru perlu memberikan data masukan yang jelas dan terperinci serta melakukan berbagai penyesuaian. Mesin tidak dapat sepenuhnya menggantikan tanggung jawab pedagogis dalam penilaian," tegas Ibu Phuong.

Transformasi digital dan penerapan AI membantu guru di sekolah mengajar dengan lebih baik. Foto: Sekolah Menengah Bai Thom
AI membuka peluang untuk inovasi dalam penilaian dan evaluasi, tetapi perlu digunakan dengan benar, sebagai pendamping dan pendukung.
Di tingkat sekolah dasar dan menengah, banyak mata pelajaran dapat memanfaatkan teknologi. Misalnya, dalam Matematika, AI membantu menyusun pertanyaan dan menganalisis kemampuan siswa; dalam Bahasa Asing, AI membantu melatih keterampilan mendengarkan dan berbicara melalui perangkat lunak interaktif; dan dalam Teknologi Informasi, siswa mengembangkan pemikiran digital dan pengetahuan pemrograman dasar.
Sebagai guru yang langsung mengajar Teknologi Informasi, Ibu Phuong berbagi: selain jam sekolah reguler, guru di sekolah juga menggunakan platform seperti Quizizz, Google Classroom atau K12 Online untuk menugaskan dan mengelola pekerjaan rumah, membantu siswa mengkonsolidasikan pengetahuan mereka.
Secara khusus, siswa didorong untuk menyajikan produk pembelajaran mereka melalui Canva, PowerPoint atau klip video , baik untuk mempelajari maupun mempraktikkan keterampilan kreatif dan presentasi.
Wakil Kepala Sekolah menekankan: "Penting bagi guru untuk mengetahui cara memilih alat yang tepat, dan sekaligus membimbing siswa untuk memahami dengan jelas tujuan penggunaan teknologi dalam pembelajaran, dan tidak membiarkan teknologi sepenuhnya menggantikan pemikiran mandiri mereka."
Sumber: https://giaoducthoidai.vn/nghi-quyet-71-nqtw-nang-tam-vai-tro-giao-vien-trong-chuyen-doi-so-post748404.html
Komentar (0)