Kemampuan Digital: Tantangan Vietnam di Arena E-Commerce Global

Laporan terbaru dari Asosiasi E-commerce Vietnam (VECOM) menunjukkan bahwa pendapatan industri e-commerce pada tahun 2024 diperkirakan mencapai 25 miliar dolar AS, meningkat 20% dibandingkan tahun sebelumnya. Pada tahun 2025, tingkat pertumbuhan diperkirakan mencapai dua digit.

Sementara itu, Alibaba.com meyakini bahwa e-commerce Vietnam tidak hanya tumbuh pesat di dalam negeri, tetapi juga semakin merambah platform internasional. Statistik menunjukkan bahwa pada tahun 2024, jumlah bisnis Vietnam yang berpartisipasi dalam platform tersebut meningkat hampir 50% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Kelompok produk yang mencatat penjualan impresif adalah furnitur, fesyen , makanan dan minuman, serta produk rumah dan taman. Pasar pelanggan utama bisnis Vietnam di platform e-commerce masih berasal dari AS, India, Uni Eropa, Brasil, dan sebagainya.

Kekuatan dan kelemahan bisnis Vietnam

Menurut para ahli, kekuatan perusahaan Vietnam di arena e-commerce global terletak pada sumber daya yang melimpah. Khususnya, usaha kecil dan menengah (UKM) Vietnam memiliki sumber daya domestik yang melimpah dan keunggulan biaya rendah, yang membantu produk dan layanan menjadi lebih kompetitif dalam hal harga dan kapasitas layanan pasar.

Paviliun Nasional Vietnam di platform e-commerce Alibaba.com

FOTO: KHUONG NHA

Khususnya, permintaan dunia terhadap barang-barang dari Vietnam sedang meningkat, membuka peluang besar bagi bisnis UKM untuk memperluas skala dan meningkatkan pendapatan.

Perusahaan-perusahaan domestik juga terus memperluas portofolio produk mereka. "Banyak industri seperti tekstil, produk pertanian, barang-barang rumah tangga, serta makanan dan minuman di Vietnam beragam dan menarik. Pelanggan internasional khususnya mengapresiasi produk-produk dalam kategori ini, sehingga Vietnam memiliki banyak peluang untuk terus memperluas operasinya dan bersaing di kancah global," tegas Alibaba.com.

Namun, kapasitas digital dan pengalaman manajemen tetap menjadi tantangan utama bagi bisnis Vietnam. Kapasitas digital di sini dapat dipahami sebagai kemampuan bisnis untuk menggunakan teknologi digital secara efektif guna beroperasi, berekspansi, dan bersaing di pasar daring.

Banyak bisnis Vietnam masih kekurangan keterampilan digital, mulai dari manajemen toko, optimalisasi tampilan produk, pemasaran digital hingga pemrosesan pesanan dan layanan pelanggan daring.

Faktanya, bisnis dari negara-negara seperti Tiongkok, India, dan Thailand memiliki keunggulan besar berkat kemampuan mereka yang kuat dalam menerapkan teknologi digital. Mereka memanfaatkan kecerdasan buatan (AI) dalam pemasaran, menggunakan sistem manajemen hubungan pelanggan (CRM) modern, dan mengoptimalkan rantai pasokan melalui big data. Sementara itu, banyak bisnis Vietnam masih berkutat dengan metode tradisional, belum sepenuhnya memanfaatkan potensi perangkat digital.

Untuk mengatasi tantangan ini, para ahli merekomendasikan agar bisnis terus meningkatkan kapabilitas digital mereka dengan terus memperbarui pengetahuan dan keterampilan yang relevan. Di saat yang sama, platform e-commerce juga perlu menerapkan lebih banyak program dukungan bisnis seperti: pelatihan keterampilan digital; instruksi penggunaan alat analisis data, manajemen pesanan otomatis, atau integrasi chatbot untuk layanan pelanggan...

Selain itu, pencarian dan pengembangan talenta digital juga perlu diidentifikasi sebagai solusi fundamental jangka panjang. Universitas dapat terhubung dan bekerja sama dengan platform e-commerce global untuk melatih sumber daya manusia dengan keahlian dan keterampilan praktis, membantu bisnis Vietnam beradaptasi dengan cepat dan memanfaatkan keunggulan kompetitif dalam konteks ekonomi digital yang terus berkembang.

Thanhnien.vn

Source: https://thanhnien.vn/nang-luc-so-thach-thuc-cua-viet-nam-tren-san-choi-thuong-mai-dien-tu-toan-cau-185250309131602058.htm