Presiden AS Donald Trump mengumumkan pada tanggal 4 Juli bahwa ia akan memulai negosiasi dengan China pada tanggal 7 atau 8 Juli mengenai kesepakatan potensial yang melibatkan platform berbagi video pendek TikTok.
Trump menegaskan bahwa AS "hampir" mencapai kesepakatan mengenai penjualan TikTok.
Sebelumnya, pada 29 Juni, dalam sebuah wawancara di program "Sunday Morning Futures" Fox, Trump mengatakan bahwa seseorang telah membeli TikTok.
Presiden menggambarkan kelompok tersebut sebagai "sangat kaya" tetapi tidak memberikan rincian lebih lanjut, hanya mengatakan bahwa ia akan mengungkapkan identitas pembeli dalam waktu sekitar dua minggu.
Secara hukum, TikTok harus menghentikan operasinya di AS mulai 19 Januari 2025 jika perusahaan induk TikTok, grup teknologi China ByteDance, gagal menyelesaikan penjualan atau gagal menunjukkan kemajuan yang signifikan dalam proses transfer.
Namun, Tuan Trump, yang memulai masa jabatan keduanya pada 20 Januari, memilih untuk tidak memberlakukan larangan tersebut. Ia memperpanjangnya sekali hingga awal April 2025, dan kemudian memperpanjangnya lagi hingga 19 Juni.
Pada 17 Juni, Gedung Putih mengonfirmasi bahwa Presiden Trump akan memberikan perpanjangan ketiga selama 90 hari kepada ByteDance untuk menyelesaikan penjualan aset aplikasi video pendek tersebut di AS. Batas waktu baru akan diundur hingga pertengahan September 2025.
Sementara itu, awal Juni ini, TikTok mengumumkan akan meningkatkan investasinya di pasar Inggris, membuka kantor baru, dan menciptakan lebih banyak lapangan kerja. Rencana ini akan menciptakan lebih dari 500 lapangan kerja baru, sehingga total tenaga kerja TikTok di Inggris menjadi 3.000 tahun ini.
TikTok juga mengungkapkan investasinya di kantor baru di London, yang diperkirakan akan dibuka tahun depan. Kantor pusat baru ini akan jauh lebih besar daripada kantornya saat ini, sehingga total investasi perusahaan dalam infrastruktur Inggris mencapai sekitar £140 juta (sekitar $190 juta).
Dengan lebih dari 30 juta pengguna bulanan, setara dengan hampir setengah populasi Inggris, TikTok menilai Inggris sebagai "basis pengguna platform terbesar di Eropa."
Tetapi banyak negara Barat mengalihkan perhatian mereka ke TikTok karena kekhawatiran tentang perlindungan data pribadi.
Menanggapi kekhawatiran ini, Kepala TikTok UK, Adam Presser, yang juga merupakan kepala operasi, kepercayaan, dan keamanan global TikTok, menekankan bahwa yang mendorong pertumbuhan perusahaan adalah "komitmen mendalam terhadap keamanan dan menciptakan ruang digital yang menarik yang secara berkelanjutan mendukung para kreator, wirausahawan, dan perekonomian yang lebih luas."
Sumber: https://www.vietnamplus.vn/my-thoa-thuan-ve-viec-ban-tiktok-dang-o-rat-gan-post1048094.vnp
Komentar (0)