Dalam persidangan yang dimulai pada tanggal 12 September, Departemen Kehakiman AS berusaha membuktikan bahwa Google adalah perusahaan monopoli dan secara ilegal menyalahgunakan kekuasaannya untuk mendapatkan keuntungan bagi dirinya sendiri.
Foto: Reuters
Namun, Hakim Amit Mehta dari Pengadilan Distrik untuk Distrik Columbia mengatakan ia belum memutuskan bagaimana ia akan memutuskan. "Saya tidak tahu apa yang akan saya lakukan," ujarnya setelah menyampaikan argumen penutup pada awal Mei.
Profesor ekonomi MIT, Michael Whinston, salah satu pelamar awal, mengatakan pembayaran Google kepada Apple dan perusahaan lain, dengan total $26,3 miliar pada tahun 2021, sebenarnya hanyalah keuntungan monopoli. "Google telah menghasilkan banyak uang dari kontrak-kontrak ini," ujarnya.
Alphabet, perusahaan induk Google, melaporkan laba bersih sebesar $19,69 miliar untuk periode Juli-September 2023, naik dari $13,91 miliar pada periode yang sama tahun sebelumnya. Total pendapatan mencapai $76,69 miliar pada kuartal ketiga.
Profesor Whinston mengatakan monopoli tersebut memudahkan Google untuk menaikkan harga iklan tanpa takut kehilangan pendapatan atau keuntungan. "Mereka mendapati bahwa menaikkan harga selalu menguntungkan," ujarnya.
Dari sana, ia berpendapat bahwa dominasi Google atas hampir 90% pasar pencarian AS berarti perusahaan memiliki sedikit insentif untuk meningkatkan kualitas.
Namun, John Schmidtlein, pengacara Google, menegaskan kembali salah satu pembelaan utama Google selama persidangan bahwa pembayaran tersebut merupakan perjanjian pembagian pendapatan yang sah.
Ia juga menekankan bahwa Google mendominasi pasar karena kualitasnya yang unggul. Ia merujuk pada beberapa ulasan pengguna ponsel Samsung yang menyatakan ketidakpuasan mereka terhadap Bing milik Microsoft yang menjadi mesin pencari default di ponsel mereka.
Hoang Hai (menurut Reuters)
[iklan_2]
Sumber
Komentar (0)