(CLO) Pada tanggal 4 Februari 2025, Presiden AS Donald Trump menandatangani perintah eksekutif yang menarik AS dari Dewan Hak Asasi Manusia Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNHRC) dan Badan Bantuan dan Pekerjaan Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Pengungsi Palestina (UNRWA).
Pada saat yang sama, ia menyerukan peninjauan kembali partisipasi AS dalam Organisasi Pendidikan , Keilmuan, dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNESCO).
Presiden AS Donald Trump. Foto: Sersan Alicia Brand, Domain publik, melalui Wikimedia Commons
Sekretaris pers Gedung Putih Will Scharf mengatakan langkah itu dilakukan untuk memprotes "bias anti-Amerika" dari beberapa badan PBB.
Dewan HAM PBB memiliki 47 anggota bergilir yang dipilih oleh Majelis Umum PBB untuk masa jabatan tiga tahun. Masa jabatan terakhir Amerika Serikat berakhir pada 31 Desember 2024, dan saat ini berstatus pengamat.
Dengan keputusan baru tersebut, Washington tidak akan lagi berpartisipasi dalam kegiatan Dewan, termasuk menilai situasi hak asasi manusia global dan menangani tuduhan pelanggaran hak asasi manusia.
Presiden Trump mengatakan ia masih memandang PBB sebagai "potensi yang luar biasa", tetapi menekankan bahwa organisasi tersebut "tidak dikelola dengan baik". Ia juga mengkritik AS karena membayar lebih besar daripada kebanyakan negara lain tanpa mendapatkan bagian manfaat yang semestinya.
UNRWA adalah badan bantuan utama bagi Palestina, yang menyediakan pendidikan, perawatan kesehatan , dan bantuan kemanusiaan bagi jutaan pengungsi. Khususnya, dalam konteks pertempuran di Gaza, lebih dari 1,9 juta warga Palestina bergantung pada bantuan organisasi ini.
Selain menarik diri dari UNHRC dan UNRWA, Presiden Trump juga menyerukan peninjauan kembali partisipasi AS di UNESCO. Pemerintahan Trump menarik diri dari organisasi tersebut pada tahun 2017 dengan alasan "bias anti-Israel", tetapi pemerintahan Biden bergabung kembali pada tahun 2023.
Keputusan untuk menarik diri dari UNHRC dan UNRWA, bersama dengan peninjauan UNESCO, merupakan bagian dari strategi “America First” milik Trump, yang mengutamakan kepentingan nasional AS di atas komitmen internasional.
Pada hari pertamanya kembali ke Gedung Putih, Tn. Trump mengarahkan Departemen Luar Negeri AS: "Mulai hari ini, kebijakan luar negeri AS akan melindungi kepentingan inti Amerika dan selalu mengutamakan rakyat Amerika."
Cao Phong (menurut Jurist, CNN, NBC)
[iklan_2]
Sumber: https://www.congluan.vn/my-rut-khoi-hoi-dong-nhan-quyen-lien-hop-quoc-post333051.html
Komentar (0)