India tetap menjadi pembeli utama minyak Ural Rusia meskipun harganya sedang naik. (Sumber: CNN) |
Kirby membuat pernyataan itu menanggapi pertanyaan tentang apakah pembelian minyak India dari Rusia dapat masuk dalam agenda pembicaraan Presiden AS Joe Biden dengan Perdana Menteri Narendra Modi.
Kedua pemimpin diperkirakan akan bertemu di New Delhi pada tanggal 8 September.
"Kami mendorong semua negara pembeli minyak untuk mematuhi batas harga tertinggi. Amerika Serikat tidak yakin bahwa sekaranglah saatnya untuk berbisnis seperti biasa dengan Rusia. Setiap negara harus membuat keputusan kedaulatannya sendiri," tegas Bapak Kirby.
Menurut Reuters , India tetap menjadi pembeli utama minyak Ural Rusia, meskipun harganya mencapai rekor tertinggi. Data dari Investing menunjukkan bahwa pada pagi hari tanggal 7 September, harga minyak Ural berada di level $75/barel.
Perusahaan penyulingan minyak India mengatakan premi Ural terhadap Brent telah menyempit begitu jauh pada bulan Agustus sehingga diskon untuk mengimpor Ural pada bulan Agustus turun menjadi $5 per barel atau kurang di pelabuhan-pelabuhan India, rekor terendah sejak embargo Uni Eropa (UE) terhadap minyak Rusia.
Sejak pecahnya konflik Rusia-Ukraina (Februari 2022), diskon minyak mentah Moskow telah mencapai $30/barel. India telah memanfaatkan penurunan harga yang tajam ini dengan meningkatkan impor minyaknya dari Rusia menjadi 40% dari total minyaknya, naik dari sebelumnya hanya 1%.
Harga minyak Ural naik karena Moskow berjanji memangkas ekspor sebesar 500.000 barel per hari pada bulan Agustus untuk menyeimbangkan pasar minyak. Rusia telah berjanji memangkas ekspor sebesar 300.000 barel per hari hingga akhir tahun.
[iklan_2]
Sumber
Komentar (0)