Alaska Airlines (USA) telah membatalkan 170 penerbangan setelah Badan Penerbangan Federal AS (FAA) mengeluarkan perintah penangguhan penerbangan untuk semua pesawat Boeing 737 MAX 9, terkait dengan insiden di mana jendela pesawat meledak dan memaksa pendaratan darurat.
Pembatalan tersebut memengaruhi hampir 25.000 penumpang Alaska Airlines, dan maskapai tersebut memperkirakan akan ada lebih banyak pembatalan pada paruh pertama minggu ini seiring berlanjutnya penyelidikan.
Perintah FAA dikeluarkan setelah Penerbangan Alaska 1282, yang membawa 174 penumpang dan 6 awak, lepas landas dari Bandara Internasional Portland, Oregon, pada malam tanggal 5 Januari dan harus kembali hanya 20 menit setelah sebuah insiden. Sebuah jendela di badan pesawat pecah, memaksa pesawat melakukan pendaratan darurat.
Menurut data dari situs pelacakan penerbangan FlightAware, pesawat tersebut naik hingga ketinggian 15.000 kaki (4.876 meter) dan kemudian mulai turun. Foto-foto yang diunggah di media sosial kemudian menunjukkan jendela pesawat hilang, sementara masker oksigen darurat menyembul di atas kursi.
FAA menyatakan bahwa mereka mewajibkan inspeksi segera terhadap semua pesawat Boeing 737 MAX 9 sebelum mengizinkannya kembali beroperasi. Inspeksi akan memakan waktu antara empat hingga delapan jam per pesawat. FAA menyatakan bahwa keputusan ini diambil untuk memastikan keselamatan penumpang.
Dewan Keselamatan Transportasi Nasional sedang menyelidiki penyebab kecelakaan tersebut. Catatan daring FAA menunjukkan Boeing 737-9 MAX telah disertifikasi dua bulan lalu.
Pesawat Boeing 737 MAX di-grounded di seluruh dunia setelah dua kecelakaan MAX 8 pada tahun 2018 dan 2019 yang menewaskan total 346 orang. FAA baru mengizinkan pesawat tersebut terbang kembali setelah Boeing melakukan perubahan pada sistem kendali penerbangannya.
MUTIARA
[iklan_2]
Sumber
Komentar (0)