Bagian puisi ini memperkenalkan dua puisi seperti hujan musim panas dan sinar matahari yang masih ada dalam kenangan Ngo Dinh Hai dan Dao Tan Truc.
Hujan Musim Panas
Seutas benang hujan mengunjungiku suatu kali
tidak di bahu
hujan kata-kata berani
miringkan memori ke satu sisi
tetesan hujan di kaki
benci bahkan tidak menyapa bakiak
sore hari menyaksikan hujan dengan tenang
dimana salamnya
tetesan hujan menepuk punggung
kemarin kehilangan setetes sinar matahari
bersembunyi di secangkir kopi hitam
seseorang secara tidak sengaja meminumnya
benang hujan katakan padaku
Pohon royal poinciana telah meninggalkan tempat asalnya.
sayap jangkrik basah berlarian
mencari tempat berteduh tapi tidak menemukannya
benang hujan tipis, benang hujan tebal
Di mana benang hujan dari hari itu dan hari ini?
LSM DINH HAI
Kembalinya
Aku kembali dengan kakiku di tanah coklat
Langit menurunkan awan hingga menggelapkan ladang
mata menghadap ke bawah
mendengar suara jerami juga membuat kakiku sakit...
tahun-tahun menyentuh kegembiraan
mengunjungi kampung halaman, berkeliling di setiap gang tua
sungai tua beriak lembut
suka burung lapwing memanggil kawanannya di bawah terik matahari siang
Hai kaki-kaki kecil yang polos
hari-hari berlumpur di masa lalu
air kelapa satu teguk bibir lembut
manisnya setiap bagian tanah mengandung kata tanah air
terima kasih untuk hari-hari lama
kaki berjalan selamanya di jalan tanah berwarna coklat.
DAO TAN TRUC
Sumber: https://www.sggp.org.vn/mua-he-dong-lai-post803553.html
Komentar (0)