Pada tanggal 1 Agustus, Presiden Turki Tayyip Erdogan mengumumkan bahwa negaranya akan mengadakan hari berkabung nasional pada tanggal 2 Agustus (waktu setempat) untuk mengenang pemimpin politik gerakan Hamas, Ismail Haniyeh, yang meninggal dunia akibat pembunuhan di ibu kota Iran, Teheran.
Presiden Turki Tayyip Erdogan menegaskan kembali dukungannya terhadap pembentukan negara Palestina. (sumber: DPA) |
Menurut kantor berita AFP , yang diposting di jejaring sosial X, Tn. Erdogan menyatakan: "Hari berkabung nasional akan diumumkan... sebagai bentuk solidaritas terhadap perjuangan Palestina dan solidaritas terhadap saudara-saudara Palestina kami."
Sebelumnya, Presiden Turki mengutuk pembunuhan Haniyeh, dengan mengatakan bahwa itu adalah "tindakan tercela yang bertujuan merusak perjuangan Palestina... melemahkan semangat dan mengintimidasi rakyat Palestina."
Pemimpin tersebut menegaskan bahwa Turki terus mendukung pembentukan negara Palestina yang berdaulat dan merdeka.
Pernyataan itu dibuat setelah pemimpin gerakan Hamas di Jalur Gaza, Ismail Haniyeh, tewas dalam upaya pembunuhan di kediamannya di ibu kota Iran, Teheran, pada dini hari 31 Juli.
Sebelumnya, kantor berita Reuters mengutip sumber informasi yang mengatakan bahwa sejak Oktober tahun lalu ketika konflik di Jalur Gaza pecah, Turki telah memblokir kerja sama antara aliansi Organisasi Perjanjian Atlantik Utara (NATO) yang menjadi anggotanya dan Israel.
Türkiye yakin bahwa NATO tidak boleh bekerja sama dengan Israel sebagai mitra sampai konflik berakhir.
Menyusul serangan Israel di Gaza, Türkiye mengecam keras dan menangguhkan semua perdagangan bilateral dengan negara Timur Tengah tersebut, sembari mengecam sekutu Barat karena mendukung Israel.
Turki telah memveto semua operasi NATO terhadap Israel, menganggap perang Israel di Gaza merupakan pelanggaran terhadap prinsip-prinsip pendirian NATO, kata sumber.
Menurut sumber, Türkiye akan mempertahankan blokade ini dan tidak akan mengizinkan Israel untuk melanjutkan atau mempromosikan interaksi dengan NATO sampai konflik berakhir, karena yakin bahwa tindakan Israel di Gaza melanggar hukum internasional dan hak asasi manusia universal.
Israel adalah mitra NATO dan telah membina hubungan dekat dengan aliansi militer tersebut dan beberapa anggotanya, terutama Amerika Serikat.
[iklan_2]
Sumber: https://baoquocte.vn/mot-thanh-vien-nato-tuyen-bo-quoc-tang-tuong-nho-thu-linh-hamas-chan-hop-tac-cua-lien-minh-quan-su-voi-israel-281051.html
Komentar (0)