" Kementerian Pertahanan Rusia sedang mempertimbangkan bagaimana menanggapi kemungkinan serangan jarak jauh di wilayah kami, dan kami akan mengambil berbagai langkah respons," kata Presiden Rusia Vladimir Putin.
Presiden Volodymyr Zelensky telah meminta sekutu untuk mengizinkan Ukraina menembakkan rudal Barat, termasuk ATACMS jarak jauh AS dan Storm Shadows Inggris, jauh ke wilayah Rusia untuk membatasi kemampuan ofensif Moskow.
Presiden Rusia Vladimir Putin. (Foto: Reuters)
Putin menekankan bahwa masih terlalu dini untuk mengatakan bagaimana, kapan dan di mana Rusia akan bereaksi, tetapi Moskow pasti akan bereaksi serupa jika Kiev diizinkan menggunakan senjata Barat untuk melakukan serangan jarak jauh di wilayah Rusia.
Menurut pemimpin Rusia, hanya personel dari negara-negara NATO yang dapat mengoperasikan peralatan yang diinginkan Ukraina karena Kiev tidak memiliki cukup spesialis yang diperlukan.
“Tentara Ukraina tidak mampu melakukan ini secara mandiri, mereka tidak bisa melakukannya,” tegas Putin.
Sementara itu, Presiden AS Joe Biden telah berulang kali menolak permintaan Presiden Ukraina untuk mencabut pembatasan jangkauan rudal ATACMS, yang berjarak sekitar 300 km ke target di wilayah Rusia.
Menteri Pertahanan Lloyd Austin mengatakan salah satu alasan utama keputusan AS adalah bahwa "Rusia memindahkan pesawat mereka keluar dari jangkauan ATACMS."
Penghapusan pembatasan Barat terhadap penggunaan senjata jarak jauh buatan luar negeri dan undangan segera untuk bergabung dengan NATO adalah dua tuntutan utama "rencana kemenangan" Presiden Zelensky, yang digambarkan Moskow sebagai "tidak koheren" dan dirancang untuk mendorong "anggota NATO menuju konflik langsung" dengan Rusia.
[iklan_2]
Sumber: https://vtcnews.vn/moskva-tim-cach-dap-tra-neu-ukraine-duoc-phep-tan-cong-tam-xa-vao-nga-ar904223.html
Komentar (0)