Perusahaan rintisan kedirgantaraan Eropa Destinus meluncurkan prototipe pesawat hidrogennya Destinus 3 di Paris Air Show dari tanggal 19 hingga 25 Juni.
Prototipe pesawat Destinus 3. Foto: Destinus
Destinus berencana memproduksi pesawat bertenaga hidrogen yang mampu mengangkut penumpang antara Frankfurt dan Shanghai dalam waktu kurang dari tiga jam, menghemat delapan jam dibandingkan pesawat konvensional, lapor Interesting Engineering pada 20 Juni. Hal yang paling menarik dari rencana Destinus adalah penggunaan hidrogen sebagai bahan bakar, sehingga menghilangkan keraguan tentang emisi selama transportasi.
Hidrogen dipilih sebagai bahan bakar karena memiliki nilai kalor tiga kali lipat lebih tinggi daripada minyak tanah, yang umum digunakan dalam pesawat terbang saat ini. Selain itu, hidrogen memiliki sifat pendinginan yang baik, sehingga ideal untuk mesin siklus gabungan. Mesin jenis ini terdiri dari mesin turbojet yang dapat mencapai kecepatan subsonik dan supersonik. Destinus juga merancang afterburner yang dapat memberikan daya dorong tambahan saat dibutuhkan.
Destinus berencana meluncurkan pesawat komersial bertenaga hidrogen pertama sekitar tahun 2030-2032. Disebut Destinus S, pesawat ini diperkirakan mampu mengangkut 25 penumpang dan memiliki kecepatan Mach 5 (5 kali kecepatan suara), lebih cepat daripada pesawat supersonik legendaris Concorde.
Sekitar satu dekade kemudian, Destinus berencana meluncurkan Destinus L, versi yang lebih besar dan mampu mengangkut hingga 400 penumpang. Model ini diperkirakan akan melaju dengan kecepatan Mach 6 dan menggunakan hidrogen dingin.
Hingga saat ini, Destinus telah berhasil menguji prototipe pertamanya, Destinus 1, sebuah pesawat sepanjang 4 meter yang juga dikenal sebagai Jungfrau. Oktober lalu, perusahaan ini menguji pesawat Eiger sepanjang hampir 10 meter dengan kecepatan subsonik. Bulan lalu, Destinus berhasil menguji teknologi afterburner hidrogennya, yang juga digunakan pada Destinus 3.
Selain bahan bakar hidrogen, Destinus juga akan memperkenalkan sistem otonom baru dengan Destinus 3. Penerbangan berbahan bakar hidrogen cair diperkirakan akan dimulai awal tahun depan. Pada tahap pertama, Destinus akan mencoba penerbangan subsonik dan menargetkan penerbangan supersonik pada paruh kedua tahun 2024.
Thu Thao (Menurut Teknik Menarik )
[iklan_2]
Tautan sumber
Komentar (0)