Perusahaan logistik XPO menyesuaikan biaya personel dan memangkas langkah-langkah yang tidak perlu untuk mengimbangi berkurangnya permintaan pengiriman dan meningkatkan laba.
XPO adalah perusahaan logistik yang menyediakan layanan pengiriman untuk berbagai perusahaan, termasuk Ford Motor, General Electric, dan Caterpillar Inc. Perusahaan ini baru-baru ini mengalami penurunan pengiriman akibat inflasi yang tinggi. Mereka khawatir resesi yang akan datang dapat membuat konsumen berhati-hati dalam berbelanja, yang menyebabkan penurunan pengiriman.
Angkutan barang kurang dari muatan truk (LTL) merupakan segmen pendapatan terbesar XPO, namun hanya tumbuh 1,2% pada kuartal pertama tahun 2023, atau $1,12 miliar.
"Di sisi tenaga kerja, kami berencana melakukan penyesuaian yang lebih ketat terhadap lingkungan dan kebutuhan saat ini, serta memangkas beberapa karyawan guna mengoptimalkan biaya," kata CEO XPO, Mario Harik.
Raksasa logistik lainnya seperti United Parcel Service dan FedEx juga menyebutkan menurunnya permintaan konsumen sebagai alasan tindakan pengendalian biaya mereka, sebuah cara untuk menavigasi bisnis saat ekonomi memasuki periode yang tidak pasti.
Truk pengangkut XPO di AS. Foto: XPO Logistics
Infrastruktur pengiriman barang yang lemah, biaya kepatuhan, dan investasi yang berkelanjutan tetap menjadi hambatan bagi perusahaan logistik secara umum, ujar Allison Poliniak-Cusic, analis Wells Fargo yang berspesialisasi dalam solusi keuangan perusahaan. Bagi XPO, kerugian kuartal pertama dalam bisnis transportasi Eropanya sebagian besar disebabkan oleh biaya restrukturisasi terkait tindakan pemangkasan biaya.
XPO melaporkan pendapatan sebesar $1,91 miliar, naik dari estimasi $1,87 miliar, menurut data Refinitiv. Saham perusahaan juga naik 5,4% menjadi $46,82 dalam perdagangan pekan lalu.
Bisakah Y (Menurut Reuters )
[iklan_2]
Tautan sumber
Komentar (0)