Asisten yang hebat
Dalam perbendaharaan Balok Kayu Dinasti Nguyen, terdapat banyak set buku yang dianggap oleh para peneliti sebagai sejarah resmi dan dokumen resmi yang berharga, yang menunjukkan legalitas dan keaslian informasi yang terukir pada Balok Kayu tersebut. Pada tahun 2009, UNESCO mengakui Balok Kayu Dinasti Nguyen sebagai Warisan Dokumenter Dunia pertama Vietnam. Saat ini, Pusat Arsip Nasional IV menyimpan 33.976 balok kayu ini.
Hampir 34.000 balok kayu disimpan secara ilmiah di Pusat Arsip Nasional IV.
Dalam kurun waktu yang panjang, di bawah pengaruh lingkungan dan kondisi objektif, banyak balok kayu Dinasti Nguyen yang telah dilestarikan secara ketat dan mengikuti proses ilmiah, tetap mengalami degradasi dan kerusakan. Menghadapi situasi ini, Pusat Arsip Nasional IV secara proaktif berkoordinasi dengan para ahli dan teknisi untuk menerapkan kecerdasan buatan (AI) dalam proses digitalisasi dan pengarsipan balok kayu.
Menurut peneliti Minh Dao - Asosiasi Warisan Budaya Hong Chau (di bawah Asosiasi Warisan Budaya Vietnam), penerapan kecerdasan buatan (AI) pada konservasi balok kayu Dinasti Nguyen tidak hanya merupakan tren yang tak terelakkan, tetapi juga mencerminkan pemikiran inovatif dalam melestarikan dan mempromosikan nilai warisan budaya nasional.
"AI secara bertahap menegaskan perannya sebagai 'asisten yang ampuh' di bidang konservasi warisan, karena dapat diterapkan dengan berbagai cara yang efektif. Mulai dari mendukung digitalisasi artefak dan dokumen kuno menggunakan teknologi pemindaian 3D, hingga kemampuan untuk merestorasi karya arsitektur yang rusak, menciptakan kembali nilai-nilai budaya yang terancam punah," ujar Bapak Dao.
Menurut peneliti Minh Dao, AI juga memungkinkan pemrosesan dan analisis data dari teks-teks kuno – sebuah alat yang efektif untuk penerjemahan, memulihkan konten yang hilang, dan bahkan berkontribusi dalam menghidupkan kembali fragmen-fragmen budaya yang terlupakan. Integrasi teknologi modern ke dalam bidang konservasi merupakan bukti upaya untuk mendekati warisan budaya secara kreatif, baik dengan melindungi nilai-nilai asli maupun memperluas peluang interaksi publik di era digital.
Tidak hanya memainkan peran penting dalam penyimpanan dan pelestarian, AI juga mendukung penyebaran warisan budaya kepada publik melalui aplikasi realitas virtual, realitas tertambah, dan chatbot pemandu wisata , membantu pengunjung memiliki pengalaman interaktif yang nyata dengan warisan.
AI perlu dikendalikan
Praktik terkini menunjukkan bahwa, melalui platform daring, AI telah berkontribusi dalam memperkenalkan budaya Vietnam kepada teman-teman internasional dengan cara yang hidup, menarik, dan sangat kreatif.
Salah satu contohnya adalah proyek yang menggunakan teknologi simulasi 3D untuk menciptakan kembali Benteng Kekaisaran Thang Long, sebuah situs warisan dunia yang diakui UNESCO. Gambar-gambar bersejarah, peta-peta kuno, dan data arkeologi dianalisis dan direkonstruksi oleh AI untuk menghasilkan versi digital. Melalui ini, pengunjung dapat merasakan warisan tersebut melalui tur realitas virtual (VR) atau melihat model 3D detail arsitektur dan ruang kuno…
Atau di Museum Hanoi, dalam pameran "Membongkar Misteri Arsitektur Istana Kinh Thien", untuk pertama kalinya, publik dapat mengagumi citra 3D bentuk arsitektur Istana Kinh Thien. Bentuk tersebut direkonstruksi menggunakan teknologi berbasis sumber arkeologi terpercaya, terutama hasil penelitian komparatif dengan arsitektur istana kuno di Asia Timur.
Kampanye media digital, acara pertukaran budaya, pameran virtual, atau konferensi internasional yang menerapkan teknologi AI tidak hanya menarik banyak perhatian komunitas global, tetapi juga menciptakan dampak yang kuat bagi nilai warisan Vietnam. Berkat teknologi modern, keindahan budaya yang dulunya dibatasi oleh ruang dan waktu kini telah melampaui batas geografis, menjangkau khalayak internasional dengan cara yang visual, hidup, dan inspiratif.
Namun, menurut para pakar budaya, AI masih menghadapi banyak tantangan dalam menyebarkan nilai warisan budaya. Salah satu kendala terbesar adalah masalah data. Banyak dokumen warisan belum sepenuhnya didigitalkan atau kekurangan informasi, sehingga menyulitkan AI untuk menganalisis dan mereproduksinya.
Ribuan balok kayu Dinasti Nguyen di pusat kini telah diterapkan teknologi AI untuk disimpan dan diperkenalkan kepada masyarakat.
Selain itu, akurasi dalam menafsirkan dan menyampaikan konten budaya juga menjadi tantangan, karena AI dapat membuat kesalahan dalam memahami konteks atau mendistorsi makna aslinya. Selain itu, isu hak cipta dan etika dalam penggunaan AI juga perlu diperhatikan.
Mengingat potensi besar yang dibawa oleh AI, peneliti Minh Dao menekankan: perlu ada strategi investasi yang sistematis dalam membangun gudang data digital warisan budaya, dengan persyaratan tinggi untuk akurasi, kelengkapan, dan sistem. Menurutnya, koordinasi yang erat antara pakar budaya, peneliti sejarah, dan insinyur teknologi merupakan faktor kunci dalam mengembangkan model AI yang dapat mengakses hakikat sejati dan menyampaikan semangat serta nilai warisan dengan tepat.
Dr. Pham Quoc Quan, Anggota Dewan Warisan Budaya Nasional, mengatakan bahwa penerapan teknologi dalam melestarikan dan menyebarluaskan nilai-nilai warisan merupakan tren yang tak terelakkan. Namun, untuk menerapkan teknologi secara efektif dalam pameran, hal terpenting tetaplah penelitian. Relik dan barang antik—yang merupakan komponen warisan budaya berwujud—perlu dipelajari secara mendalam agar dapat menceritakan kisahnya secara akurat dan mendalam.
daidoanket.vn
Sumber: https://baolaocai.vn/khi-ai-cung-bao-ton-di-san-post650287.html
Komentar (0)