Hanya sedikit orang yang tahu bahwa di Kota Ho Chi Minh ada pasar khusus untuk umat Muslim. Pasar ini ramai hanya satu bulan dalam setahun, yaitu Ramadan. Para pedagang menjual berbagai macam barang, mulai dari makanan, minuman, buah-buahan, hingga pakaian.
Pasar Ramadan spesial di jantung Kota Ho Chi Minh
Pasar ini terletak di area kecil, di gang 157 Duong Ba Trac (Distrik 8, HCMC).
Bapak Haji Kim So, kepala daerah ini, mengatakan bahwa terdapat sekitar 2.500 Muslim yang tinggal di sini. Mereka adalah para migran dari Provinsi An Giang ke Kota Ho Chi Minh, yang tinggal berdekatan, bersama-sama melestarikan keindahan budaya dan agama mereka.
Pasar Muslim ini terletak di area kecil di gang 157, Jalan Duong Ba Trac (Distrik 8). Foto: Thu Hoai |
Menurut Paus, wilayah-wilayah Muslim sering kali dihiasi bendera merah dengan bintang kuning dan bendera biru (melambangkan Islam). Begitu memasuki wilayah berbendera tersebut, orang-orang akan merasa seperti tersesat di tengah komunitas Muslim mini.
Bendera tersebut melambangkan wilayah tempat tinggal umat Muslim. Foto: Thu Hoai |
Salah satu ciri khas budaya Islam adalah Ramadan. Ramadan adalah bulan kesembilan dalam kalender lunar Muslim, yang juga dikenal sebagai bulan puasa.
Selama bulan ini, umat Islam tidak makan, minum, merokok, atau memasukkan apa pun ke dalam mulut hingga matahari terbenam. Pukul 18.10, umat Islam mulai berbuka puasa dan diperbolehkan makan dan minum seperti biasa.
Pasar ini terletak di gang kecil sehingga hanya menyediakan makanan untuk dibawa pulang. Foto: Thu Hoai |
Tahun ini, Ramadan berlangsung dari 10 Maret hingga 10 April. Pada saat inilah pasar kecil komunitas Muslim paling ramai.
Pasar ini menjual berbagai macam hidangan mulai dari sup manis, mi, kue goreng, kue kering, minuman, dan lain sebagainya. Tak hanya umat Muslim saja yang datang, namun banyak pula masyarakat dari berbagai daerah yang datang untuk membeli.
Mulai pukul 14.00, para pedagang mulai menjajakan makanan. Foto: Thu Hoai |
Ibu Hadi Mad, seorang pedagang pasar, mengatakan bahwa mulai pukul 14.00, kios-kios mulai buka. Menjelang pukul 16.00, pasar mulai ramai.
"Menurut adat, umat harus berpuasa dari pagi hingga matahari terbit. Mereka membeli makanan dan memakannya setelah pukul 18.10," ujar Hadi Mad kepada Dan Viet.
Hidangan mi kuahnya dikemas dalam kantong plastik dan hanya dijual untuk dibawa pulang. Foto: Thu Hoai |
Setelah berdagang di pasar ini selama lebih dari 30 tahun, Ibu Mat Sah mengatakan bahwa Ramadan adalah hari raya yang istimewa bagi umat Muslim. Setiap orang melakukan ritual ini untuk menunjukkan rasa simpati kepada kaum miskin, menerapkan kesederhanaan, dan menahan godaan materi.
Sejak Ramadan, kawasan ini selalu ramai di sore hari. Akhir-akhir ini, banyak wisatawan juga datang untuk berkunjung dan menonton film. Harga makanan di sini juga cukup murah, berkisar antara 10.000-30.000 VND per porsi,” tambah Ibu Mat Sah.
Ramadan telah lama menjadi praktik budaya yang tak terpisahkan bagi umat Islam. Foto: Thu Hoai |
Selama Ramadan, Zaman Nuri selalu berpuasa dengan benar. Keluarganya bermigrasi dari An Giang ke daerah ini lebih dari 10 tahun yang lalu. "Kalau sudah waktunya, saya hanya perlu membeli beberapa kue untuk makan malam," kata Zaman.
Berbagai barang dijual di pasar. Foto: Thu Hoai |
Tak hanya makanan, pasar ini juga menjual pakaian dan aksesori untuk umat Muslim. Bapak Ca Rim (55 tahun) dibantu oleh masyarakat, yang mengizinkannya makan dan tidur di masjid setiap kali ia pergi ke Kota Ho Chi Minh untuk berjualan.
Setiap Ramadan, ia bepergian dari An Giang ke Kota Ho Chi Minh untuk berjualan pakaian dan aksesori. Harga setiap barang hanya VND30.000-70.000. Para pembelinya sebagian besar adalah umat Muslim yang tinggal di daerah tersebut. "Saya senang bisa berdagang, bersosialisasi, dan menikmati suasana meriah di komunitas ini," ujar Bapak Ca Rim.
Sekelompok anak muda menikmati Ramadan di Saigon. Foto: Thu Hoai |
Pasar ini juga menarik banyak anak muda Saigon untuk datang dan berbelanja.
Bapak Bui Nguyen Van Nguyen pernah berkunjung ke An Giang dan terkesan dengan suasana komunitas Muslim yang makan bersama di malam hari selama bulan Ramadan. Ketika mendengar tentang pasar ini, beliau segera mengundang teman-temannya untuk datang.
"Saya benar-benar tidak tahu bahwa ada komunitas Muslim yang tinggal dan melestarikan adat istiadat di tengah Saigon. Saya tertarik dengan ritual unik ini dan pergi ke pasar ini bersama teman-teman untuk bersenang-senang," kata Bapak Nguyen.
[iklan_2]
Sumber
Komentar (0)