Berdasarkan putusan sebelumnya, TikTok harus menjual asetnya di AS atau menghentikan operasinya paling lambat 19 Januari 2025. Dalam surat tersebut, kedua senator tersebut menyatakan bahwa pemerintah Washington harus memperpanjang batas waktu TikTok selama 90 hari.
Miliarder Frank McCourt adalah salah satu pihak yang berniat membeli TikTok
FOTO: MCCOURT GLOBAL/REUTERS
Sehari sebelum surat tersebut dikirim, Mahkamah Agung AS mengumumkan akan mempertimbangkan petisi darurat yang diajukan TikTok dan perusahaan induknya, ByteDance (yang berbasis di Tiongkok), terkait penegakan hukum yang melarang aplikasi tersebut dengan alasan keamanan nasional. Mahkamah Agung akan mendengarkan argumen para pihak pada 10 Januari 2025. "Mengingat masa depan undang-undang yang tidak pasti dan konsekuensinya terhadap kebebasan berbicara, kami mendesak Anda (Joe Biden) untuk menunda penerapannya selama 90 hari lagi sebelum 19 Januari 2025," demikian kutipan surat tersebut dari Reuters. Menilai upaya terbaru TikTok dan ByteDance, analis Bloomberg Intelligence mengatakan bahwa aplikasi tersebut hanya memiliki peluang 30% untuk terhindar dari larangan.
Miliarder real estat Amerika Frank McCourt, dengan perkiraan kekayaan bersih sebesar $2,4 miliar menurut Bloomberg, menyampaikan kepada Fox News rencananya untuk mengakuisisi TikTok jika perusahaan induknya, ByteDance, kalah dalam gugatan hukum di Mahkamah Agung AS. McCourt, ketua eksekutif McCourt Global (berkantor pusat di Negara Bagian New York), mengatakan bahwa timnya sedang mendiskusikan kemungkinan ini dengan pemerintahan Presiden terpilih Donald Trump yang akan datang.
Menurut Axios , tim miliarder McCourt telah menerima "komitmen informal untuk membantu mengumpulkan lebih dari $20 miliar" guna mendukung upayanya mengakuisisi TikTok jika ByteDance berniat menjualnya. Rencana miliarder Amerika tersebut untuk mengakuisisi TikTok telah mendapat dukungan dari perusahaan jasa keuangan Guggenheim Securities (yang berbasis di New York dan Illinois) dan Kirkland & Ellis, salah satu firma hukum terbesar di dunia .
Namun, Bapak McCourt mengatakan bahwa ia belum dapat menghubungi ByteDance. "Kami telah mencoba menghubungi mereka tetapi belum berhasil karena mereka (ByteDance) yakin akan memenangkan gugatan hukum, dan mereka belum membahas kemungkinan menjual TikTok," ujar Bapak McCourt, seperti dikutip Business Insider. Selain rencana tersebut, investor lain, termasuk mantan Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin, telah menyatakan minatnya untuk membeli aplikasi jejaring sosial populer tersebut dengan sekitar 170 juta pengguna di AS.
Ia juga mengakui bahwa ia masih belum tahu apa langkah TikTok selanjutnya jika undang-undang tersebut berlaku. "Mereka mungkin akan menutup TikTok," kata miliarder itu kepada Yahoo Finance. "Saya harap tidak. Presiden terpilih Trump juga tidak menginginkannya," kata McCourt. Trump bertemu dengan CEO TikTok Shou Chew di Mar-a-Lago, Florida, pada 16 Desember, menurut CNN. Isi pertemuan tersebut belum jelas, tetapi Trump sebelumnya mengatakan ia mungkin akan mengubah pendekatannya terhadap TikTok. Masih belum jelas apa pendekatan baru Trump nantinya.
[iklan_2]
Sumber: https://thanhnien.vn/ke-hoach-giai-cuu-tiktok-185241220222438375.htm
Komentar (0)