(CLO) Israel telah menyelesaikan penarikannya dari koridor Netzarim di Jalur Gaza berdasarkan fase pertama perjanjian gencatan senjata dengan Hamas, dan mengirim delegasi ke Qatar untuk merundingkan fase kedua.
Seorang pejabat Hamas mengonfirmasi pada tanggal 9 Februari bahwa tentara Israel telah membongkar posisi militer , menarik semua tank dari daerah tersebut dan membuka kembali jalan Salaheddin untuk lalu lintas dua arah.
Koridor Netzarim, sebidang tanah di bawah kendali Israel yang pernah memisahkan Gaza utara dari wilayah lainnya, akan ditarik paling lambat tanggal 9 Februari berdasarkan perjanjian gencatan senjata.
Koridor yang didirikan Israel pada awal perang Gaza ini membentang dari perbatasan Israel hingga Laut Mediterania dan lebarnya sekitar 6 km. Nama Netzarim berasal dari permukiman Israel terakhir di Gaza, yang ditutup pada tahun 2005 di bawah rencana penarikan Perdana Menteri Ariel Sharon.
Koridor Netzarim membentang dari perbatasan Gaza-Israel hingga Laut Mediterania. Lebarnya sekitar 6 km. Foto: CC
Penarikan penuh Israel terjadi sehari setelah Hamas dan Israel melakukan pertukaran tahanan kelima. Hamas membebaskan tiga tahanan Israel dengan imbalan 183 tahanan Palestina yang ditahan di penjara-penjara Israel.
Warga berharap penarikan pasukan akan memberikan kebebasan bergerak, sehingga kendaraan dan bantuan kemanusiaan dapat mencapai Gaza utara dengan lebih mudah. Namun, karena rumah-rumah hancur, banyak yang tidak punya tempat untuk kembali selain tenda-tenda darurat.
Setelah menyelesaikan penarikan yang disebutkan di atas, juru bicara Perdana Menteri Benjamin Netanyahu mengatakan delegasi Israel tiba di Qatar pada hari Minggu untuk melanjutkan negosiasi gencatan senjata di Gaza.
Pembicaraan tidak langsung antara Israel dan kelompok militan Palestina Hamas mengenai fase berikutnya dari gencatan senjata diperkirakan akan dimulai minggu ini setelah kunjungan Netanyahu ke Amerika Serikat minggu lalu.
Namun, sebuah sumber di kantor Netanyahu mengatakan delegasi Israel saat ini hanya akan membahas masalah teknis, dan bukan masalah besar yang perlu dibahas, termasuk tata kelola Gaza pascaperang.
Pekan lalu, Presiden AS Donald Trump membuat keputusan mengejutkan untuk memindahkan warga Palestina dari Gaza dan menyerahkan wilayah tersebut kepada Amerika Serikat. Rencana Trump ini menuai banyak kritik, dengan beberapa kritikus menyebutnya sebagai "pembersihan etnis".
Sebuah sumber di kantor Netanyahu mengatakan kabinet keamanannya dijadwalkan untuk membahas usulan presiden AS, serta fase kedua gencatan senjata, pada hari Selasa.
Hoai Phuong (menurut AJ, Reuters, AFP)
[iklan_2]
Sumber: https://www.congluan.vn/israel-hoan-tat-rut-quan-giai-doan-mot-cu-phai-doan-den-qatar-dam-phan-giai-doan-hai-post333720.html
Komentar (0)