Dioperasikan oleh Garuda Indonesia, Boeing 737-800NG membawa lebih dari 100 penumpang dari ibu kota Jakarta ke kota Surakarta, sekitar 550 km jauhnya, menurut CEO Garuda Indonesia Irfan Setiaputra.
Indonesia meningkatkan penggunaan bioenergi berbahan baku minyak sawit. Foto: Reuters
“Kami akan berdiskusi lebih lanjut dengan Kementerian Energi dan pihak-pihak lain untuk memastikan bahan bakar ini layak secara komersial,” tambah Irfan dalam sebuah upacara.
Garuda telah melakukan beberapa pengujian, termasuk uji terbang bahan bakar baru tanpa penumpang awal bulan ini dan uji mesin di darat pada bulan Agustus.
Bahan bakar jet campuran minyak sawit diproduksi oleh perusahaan energi negara Indonesia PT Pertamina di kilang Cilacap menggunakan teknologi hidroester dan asam lemak (HEFA) dan terbuat dari minyak inti sawit yang dimurnikan dan diputihkan.
Pertamina mengatakan bahan bakar berbasis minyak sawit mengeluarkan lebih sedikit gas rumah kaca daripada bahan bakar fosil dan negara-negara penghasil minyak sawit telah menyerukan agar bahan bakar tersebut dimasukkan dalam daftar bahan bakar penerbangan berkelanjutan (SAF).
Industri penerbangan, penghasil utama gas rumah kaca, berupaya mengurangi emisi karbon dengan menggunakan bahan bakar alternatif.
Trung Kien (menurut Reuters)
[iklan_2]
Sumber
Komentar (0)