Setidaknya 11 pendaki tewas pada tanggal 4 Desember dan 12 lainnya hilang setelah gunung berapi meletus di Indonesia, saat tim penyelamat berlomba membawa korban luka dan terbakar menuruni gunung dengan berjalan kaki.
Tim penyelamat bekerja sepanjang malam tanggal 4 Desember untuk mencari puluhan pendaki yang terjebak di Gunung Marapi di Pulau Sumatra setelah gunung tersebut memuntahkan abu setinggi 3.000 m, lebih tinggi dari gunung berapi itu sendiri.
Jenazah para pendaki ditemukan di dekat kawah Marapi setelah gunung berapi setinggi 2.891 meter itu menghujani desa-desa di sekitarnya dengan abu, kata seorang petugas penyelamat setempat, menurut CNA. Petugas tersebut juga mengatakan 12 orang hilang, tiga orang lainnya ditemukan selamat, dan 49 orang telah turun dengan selamat dari kawah, beberapa di antaranya mengalami luka bakar dan patah tulang.
Tim penyelamat bergantian membawa mereka turun dengan tandu. Pihak berwenang tidak dapat melakukan pencarian dengan helikopter karena letusan masih berlangsung.
Zhafirah Zahrim Febrina, salah satu pendaki yang diselamatkan, terlihat dalam pesan video dari gunung berapi tersebut, dengan putus asa meminta bantuan dari ibunya. Mahasiswi berusia 19 tahun itu sangat terkejut, wajahnya terbakar dan rambutnya tertutup abu vulkanik. Ia saat ini berada di rumah sakit terdekat bersama ayah dan pamannya setelah terjebak di gunung saat mendaki bersama 18 teman sekolahnya.
Juru bicara badan penyelamat setempat, Jodi Haryawan, mengatakan upaya penyelamatan terganggu oleh letusan sporadis, tetapi pencarian terus berlanjut meskipun ada risiko.
Marapi berada pada tingkat waspada kedua dari empat tingkat sistem waspada Indonesia dan pihak berwenang telah memberlakukan zona terlarang sejauh 3 km di sekitar kawah.
HUY QUOC
[iklan_2]
Sumber
Komentar (0)