Para pemimpin negara yang menghadiri KTT ASEAN-Tiongkok ke-26 pada KTT ASEAN ke-43. (Foto: Anh Son) |
KTT ASEAN-China ke-26 digelar di Ruang 3 Cendrawasih, Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta, 6 September.
Menteri Luar Negeri Indonesia Retno Marsudi menyampaikan bahwa KTT tersebut mengadopsi Pernyataan Bersama tentang Kerja Sama yang Saling Menguntungkan Berdasarkan Pandangan ASEAN tentang Indo -Pasifik (AOIP) dan Pernyataan Bersama tentang Pendalaman Kerja Sama Pertanian.
AOIP mencakup perjanjian untuk mempromosikan kerja sama khusus dalam penerapan AOIP, termasuk di bidang maritim, transisi energi, infrastruktur, kota pintar, perdagangan elektronik, dan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).
“ASEAN menyambut baik dukungan Tiongkok terhadap AOIP yang sejak awal menekankan kerja sama komprehensif dan konkret,” ujar Menteri Retno Marsudi.
Dengan 'Deklarasi Bersama tentang Pendalaman Kerja Sama Pertanian ' untuk menjadikan pertanian sebagai mesin pertumbuhan baru yang berkontribusi dalam membangun ketahanan pangan.
Dokumen-dokumen yang dibahas terutama membahas Pengembangan Pertanian Hijau; Penguatan Kerja Sama di Bidang E-Commerce; Pedoman untuk Mempercepat Penandatanganan Kode Etik yang Efektif dan Substantif di Laut Timur guna Mempercepat Penyelesaian Negosiasi Kode Etik (COC); Inisiatif Bersama untuk Mempromosikan Program Peningkatan Sains, Teknologi, dan Inovasi Tiongkok-ASEAN…
Pada konferensi tersebut, Perdana Menteri Tiongkok Li Qiang menyoroti pentingnya Kemitraan Strategis Komprehensif ASEAN-Tiongkok, dengan mengatakan bahwa hal ini tercapai berkat upaya kedua belah pihak, menumbuhkan kepercayaan strategis, saling mendukung, kerja sama yang saling menguntungkan, dan mendorong pembangunan berkelanjutan dan inklusif.
Perdana Menteri Li Qiang menegaskan bahwa dengan saling pengertian dan rasa hormat, hubungan tersebut akan mengatasi semua kesulitan dan tantangan, bersama-sama mengejar tujuan perdamaian, kerja sama, dan aspirasi pembangunan di masa depan.
Menteri Luar Negeri Indonesia Retno Marsudi diwawancarai di sela-sela ASEAN-43 pada sore hari tanggal 6 September. (Foto: Anh Son) |
Para pemimpin ASEAN dan Tiongkok gembira mengetahui bahwa omzet perdagangan dua arah mencapai rekor baru sebesar 722 miliar USD; Tiongkok menjadi mitra dagang terbesar ASEAN selama 14 tahun berturut-turut.
Menyambut kemajuan negosiasi peningkatan Kawasan Perdagangan Bebas ASEAN-Tiongkok, kedua belah pihak sepakat untuk terus mendorong kerja sama ekonomi, perdagangan, dan investasi, menstabilkan rantai pasokan, mendukung akses pasar, serta memperluas kerja sama di bidang transformasi digital, ekonomi digital, respons perubahan iklim, transisi energi, pembangunan hijau dan berkelanjutan, dan sebagainya. Konferensi ini menyepakati bahwa tahun 2024 akan menjadi Tahun Pertukaran Antarmasyarakat ASEAN-Tiongkok.
Berbicara di konferensi tersebut, Perdana Menteri Pham Minh Chinh menekankan dukungan timbal balik antara pembangunan Tiongkok dan solidaritas serta persatuan Komunitas ASEAN, yang memperkuat peran sentralnya di kawasan. Hal ini merupakan fondasi yang kokoh bagi kemitraan strategis komprehensif untuk berkembang dengan kuat.
Perdana Menteri menyampaikan harapannya bahwa Kemitraan Strategis Komprehensif ASEAN-Tiongkok akan efektif, menjaga lingkungan yang damai, stabil, kooperatif, dan saling berkembang di kawasan. Pada saat yang sama, hal ini akan menjadi faktor positif dalam mendorong pembangunan kepercayaan, peningkatan dialog, dan penyelesaian sengketa secara damai di kawasan, termasuk Laut Timur, yang berkontribusi pada implementasi penuh DOC dan pencapaian awal COC yang efektif dan efisien sesuai dengan UNCLOS 1982.
[iklan_2]
Sumber
Komentar (0)