Dampak positifnya, tepat setelah buku ini diluncurkan, bertepatan dengan peringatan 75 tahun Hari Pahlawan dan Martir Perang (27 Juli 1947 - 27 Juli 2022), sejumlah pelaku usaha di Kecamatan Soc Son, seperti PT. Toan Nang, Thanh Binh, Cuong Loi, dan Perkumpulan Melati Phu Lo, secara sukarela menyumbangkan dana sebesar 172 juta VND sebagai ungkapan rasa terima kasih dan penghormatan kepada 43 tokoh sejarah yang namanya tercantum dalam buku ini, yang masing-masing bernilai 4 juta VND.
Gema buku "Menelusuri Jejak Phu Dong" tak hanya berhenti di distrik tersebut, tetapi juga menyebar ke provinsi-provinsi tetangga dan umat Katolik... Di antara 43 tokoh sejarah yang disebutkan dalam buku tersebut, terdapat kasus yang cukup istimewa. Yaitu, Ny. Nguyen Thi Hanh (desa 1, kecamatan Quang Ngan, kecamatan Quang Dien, provinsi Thua Thien Hue) yang merupakan kerabat martir Phung Thi Bich Phung - seorang guru yang mengorbankan tubuhnya untuk melindungi siswa dari bom cluster selama perang anti-Amerika di Sekolah Dasar Tien Duoc (kecamatan Soc Son, kota Hanoi ) dan secara heroik berkorban. Karena kerabat martir Phung tinggal jauh, Panitia Pelaksana mencari alamat untuk mengirimkan hadiah ucapan terima kasih kepada Ny. Hanh, yang sangat menyentuh hati keluarga, klan, dan masyarakat di kecamatan Quang Ngan, kecamatan Quang Dien, provinsi Thua Thien Hue.
Di Paroki Lap Tri (Kelurahan Minh Tri, Distrik Soc Son), terdapat seorang tokoh bernama Maria Bui Thi Lich yang disebutkan dalam artikel "Ibu adalah Ibu kami selamanya". Ibu Lich adalah seorang Katolik sejati. Setelah datang ke distrik tersebut untuk menerima bingkisan rasa syukur, menantu Ibu Lich menceritakan kisah tersebut kepada kepala keluarga. Kepala keluarga memutuskan bahwa pada hari peringatan wafatnya Ibu Maria Bui Thi Lich tahun itu (24 Juli 2022), anak, cucu, dan cicit akan berkumpul untuk mendengarkan kepala keluarga membacakan artikel "Ibu adalah Ibu kami selamanya" yang dimuat dalam buku "Mengikuti Jejak Phu Dong", bersumpah untuk mengikuti teladan ibu mereka, menjunjung tinggi gaya hidup "Hidup yang baik, agama yang indah", "Mendampingi bangsa" umat Katolik yang senantiasa "Menghormati Tuhan dan mencintai tanah air", "Menghidupi Injil di hati bangsa untuk melayani kebahagiaan rakyat".
Buku “Menelusuri Jejak Phu Dong” telah memberikan dampak sosial yang positif dan dianggap oleh keluarga yang memiliki kerabat yang menjadi martir dan namanya tercantum dalam buku ini sebagai kenang-kenangan suci untuk mengenang mereka yang telah berkorban demi rakyat dan negara.
[iklan_2]
Sumber
Komentar (0)