(Dan Tri) - Diberi sepeda tua, tindakan orang tua memberikan sebutir telur dan satu kilogram beras kepada orang tak dikenal, merupakan gambaran yang sangat sederhana namun menyentuh hati.
Baru-baru ini, sebuah klip yang merekam gambar seorang lelaki tua ompong dan bungkuk berjalan ke sebuah apotek untuk memberikan seorang apoteker sekilo beras telah menarik perhatian komunitas daring.
Dalam video itu, lelaki tua itu berkata: "Sudah hampir Tet, beras baru." Sambil berbicara, ia meletakkan sekantong kecil beras di lemari kaca, lalu menangkupkan tangannya di belakang punggung dan perlahan berjalan pergi.
Meski penerimanya bingung dan menolak dengan alasan tidak sulit, namun lelaki tua itu tetap nekat memberikan nasi tersebut.
Klip ini direkam oleh Ibu Vu Thi Hong Nhung. Ia menulis dengan penuh emosi: "Berikan saja, dan kamu akan menerima balasannya. Uang mungkin kurang, tetapi perasaan tak terukur."
Ternyata, ini bukan pertama kalinya lelaki tua itu membawakan oleh-oleh dari kampung halamannya untuk apoteker wanita di konter apotek.
Pria tua memberikan beras kepada apoteker wanita ( Video NVCC).
Dua tahun yang lalu, Ibu Nhung menyewa sebuah toko untuk membuka apotek di Hiep Hoa ( Bac Giang ). Ibu Nhung berpikiran terbuka dan menyapa atasannya dengan sopan.
Ia melihat seorang lelaki tua lewat dengan sepedanya untuk membeli makanan. Apoteker itu segera menyapanya. Lelaki tua itu menjawab dengan ramah.
Belakangan, Ibu Nhung mengetahui bahwa keluarga tersebut tinggal di Soc Son ( Hanoi ), daerah yang berbatasan dengan Provinsi Bac Giang, hanya berjarak 1-2 km.
Karena ada pasar besar di daerah ini, lelaki tua itu sering pergi ke sana untuk berbelanja. Suatu kali, ia bercerita bahwa ia akan membeli susu untuk neneknya. Bu Nhung ingin memberinya sekotak susu.
Namun, lelaki tua itu menolak menerima sebanyak itu, hanya menerima beberapa kotak. Ternyata perempuan tua itu telah meninggal dunia dan lelaki tua itu menderita demensia, sehingga ia terus bercerita tentang pembelian susu.
Akhir tahun lalu, seorang pria tua datang ke apotek dan meminta Bu Nhung untuk membelikannya sepeda. Suaranya tenang: "Sepeda saya diambil, tolong lihat apakah ada yang punya dan belikan satu untuk saya."
Meski sudah tua, ia masih menyebut dirinya "adik laki-laki" dan "kakak perempuan". Melihat hal itu, perempuan itu teringat bahwa ia punya sepeda tua tak terpakai di rumah.
Setelah diperbaiki, ia mengembalikan sepeda itu agar bisa digunakan sebagai alat transportasi. Setelah menerima sepeda itu, ia bersikeras untuk mengembalikan uangnya. Ibu Nhung juga menolak menerima uang yang diberikannya.
Kasih sayang yang tulus kepada kakeknya datang dari lubuk hatinya. Ia ingin memberinya uang dan obat-obatan, tetapi kakeknya menolak. Belakangan, ia mengetahui bahwa kakeknya masih tinggal bersama anak dan cucunya, jadi ia menghindari mencampuri kehidupan pribadinya.
Setelah menerima sepeda, kebun sayur yang bersih, atau ayam bertelur, lelaki tua itu masih ingat untuk memberikannya kepada apoteker perempuan di apotek. Hanya dengan beberapa hadiah sederhana seperti seikat sayur dan satu kilogram beras, Ibu Nhung dapat merasakan kebaikan hati lelaki tua itu.
Dari kejadian-kejadian tersebut, apoteker perempuan ini selalu mengingatkan dirinya untuk hidup dengan sepenuh hati, tulus mencintai dan peduli kepada orang-orang di sekitarnya. Ia memberi tanpa mengharapkan imbalan. Tindakan sehari-hari yang sesuai dengan hati nuraninya membuatnya merasa damai dan menjalani hidup yang damai.
[iklan_2]
Sumber: https://dantri.com.vn/an-sinh/hanh-dong-bat-ngo-cua-cu-ong-sau-khi-duoc-nguoi-la-tang-xe-dap-20241204112852217.htm
Komentar (0)