Korea Selatan dan Amerika Serikat tidak mengesampingkan kemungkinan Korea Utara melakukan tindakan seperti uji coba nuklir dan peluncuran rudal balistik antarbenua (ICBM) menjelang pemilihan presiden AS pada bulan November, sementara Pyongyang telah memperingatkan Seoul dan Washington tentang konsekuensi latihan militer gabungan.
Korea Utara telah lama mengutuk latihan militer gabungan Korea Selatan-AS. (Sumber: Yonhap) |
Pada tanggal 4 September, kantor berita Yonhap Korea Selatan melaporkan bahwa minggu ini, Kelompok Strategi Pencegahan dan Konsultatif yang Diperluas (EDSCG), badan dialog pencegahan utama kedua negara, mengadakan pertemuan di Washington.
Di pihak Korea Selatan, Wakil Menteri Luar Negeri Pertama Kim Hong-kyun dan Wakil Menteri Pertahanan bidang Kebijakan Cho Chang-rae hadir.
Yang mewakili Amerika Serikat adalah Wakil Menteri Luar Negeri untuk Pengendalian Senjata dan Keamanan Internasional Bonnie Jenkins dan Penjabat Wakil Menteri Pertahanan untuk Kebijakan Cara Abercrombie.
Dalam pertemuan tersebut, kedua pejabat AS tersebut menegaskan kembali komitmen keamanan Washington yang "tak tergoyahkan" terhadap Seoul, dengan mencatat bahwa setiap serangan nuklir Korea Utara terhadap AS atau sekutunya akan mengakibatkan konsekuensi yang parah bagi Pyongyang.
Sementara itu, Wakil Menteri Kim Hong-kyun menekankan: "Korea Utara belum menyerah dalam mengembangkan kemampuan nuklir dan rudal dan terus mengambil tindakan seperti mengganggu sinyal GPS dan meluncurkan balon berisi sampah."
Menurutnya, dalam kasus seperti itu, Seoul dan Washington menilai bahwa "kemungkinan Korea Utara melakukan provokasi signifikan sebelum atau sesudah pemilihan presiden AS tidak dapat sepenuhnya dikesampingkan."
Sementara itu, di pihak Korea Utara, pada tanggal 5 September, Pyongyang mengutuk latihan militer skala besar antara Korea Selatan dan AS bulan lalu, seminggu setelah latihan tahunan Ulchi Freedom Shield berakhir pada tanggal 29 Agustus.
"Tentara Rakyat Korea tidak akan pernah menoleransi tindakan militer AS dan Korea Selatan yang mengancam lingkungan keamanan di semenanjung," kata seorang pejabat yang tidak disebutkan namanya dari kantor informasi publik di Kementerian Pertahanan Korea Utara.
Menurut orang ini, "pasukan musuh tidak akan pernah bisa mengabaikan tanggung jawab berat mereka dalam meningkatkan ketegangan dan akan membayar harga yang mahal."
Pyongyang telah lama mengecam latihan militer gabungan Korea Selatan-AS, menuduhnya sebagai latihan untuk invasi ke Korea Utara. Seoul dan Washington membantah tuduhan tersebut, dengan mengatakan bahwa latihan mereka bersifat defensif.
[iklan_2]
Sumber: https://baoquocte.vn/han-my-canh-giac-hanh-dong-cua-trieu-tien-khi-bau-cu-my-den-gan-binh-nhuong-gay-gat-doa-ve-cai-gia-dat-285113.html
Komentar (0)