Para ahli Kaspersky telah melakukan studi untuk menguji ketahanan kata sandi terhadap tebakan cerdas dan serangan brute force. Studi ini dilakukan terhadap 193 juta kata sandi yang ditemukan secara publik di berbagai sumber di darknet.
Hasilnya menunjukkan bahwa sekitar 87 juta kata sandi (45% dari survei) berhasil dibobol peretas dalam waktu 1 menit. Sebanyak 27 juta kata sandi (14%) berhasil dibobol peretas dalam waktu 1 menit hingga 1 jam. Hanya 23% (44 juta) kata sandi yang dianggap aman karena pemecahannya membutuhkan waktu lebih dari 1 tahun.
Yang perlu diperhatikan, mayoritas kata sandi (57%) mengandung kata yang dapat dengan mudah ditemukan dalam kamus, sehingga secara signifikan mengurangi kekuatan kata sandi.
Rangkaian kosakata yang paling umum mencakup beberapa grup kata sandi dalam bentuk nama orang (admed, nguyen, kumar, kevin, daniel), grup kata sandi yang berisi kata-kata umum (selamanya, cinta, google, peretas, gamer) atau grup kata sandi standar (kata sandi, qwerty12345, admin, 12345, tim).
Analisis menemukan bahwa hanya 19% kata sandi yang mengandung kombinasi karakter yang kuat, termasuk kata yang tidak ada dalam kamus, huruf besar dan kecil, angka, dan simbol. Namun, bahkan dengan kata sandi seperti ini, 39% di antaranya dapat ditebak oleh algoritma cerdas dalam waktu kurang dari satu jam.
Berdasarkan data di atas, para ahli meyakini bahwa sebagian besar kata sandi yang digunakan pengguna dianggap tidak cukup kuat dan tidak aman. Hal ini secara tidak sengaja menciptakan kondisi yang memudahkan penyerang untuk menembus akun. Dengan alat tebak kata sandi dengan mencoba karakter, penyerang bahkan tidak perlu memiliki pengetahuan khusus atau peralatan canggih untuk dapat memecahkannya.
Untuk meningkatkan keamanan kata sandi, pengguna sebaiknya menggunakan kata sandi terpisah untuk layanan yang berbeda. Dengan demikian, meskipun satu akun diretas, akun lainnya tetap aman.
Pengguna sebaiknya menghindari penggunaan informasi pribadi seperti tanggal lahir, anggota keluarga, hewan peliharaan, atau nama panggilan sebagai kata sandi. Informasi-informasi ini seringkali menjadi pilihan pertama yang dicoba oleh penyerang saat memecahkan kata sandi.
Meskipun tidak berkaitan langsung dengan kekuatan kata sandi, mengaktifkan autentikasi dua faktor (2FA) menambahkan lapisan keamanan ekstra. Bahkan jika kata sandi ditemukan, penyerang tetap memerlukan autentikasi dua faktor untuk mengakses akun pengguna.
[iklan_2]
Sumber: https://vietnamnet.vn/hacker-co-the-be-khoa-45-cac-mat-khau-chi-trong-1-phut-2294421.html
Komentar (0)