Secara spesifik, volume ekspor beras pada bulan Agustus mencapai 921 ribu ton, dengan omzet sebesar 546,4 juta USD, meningkat tajam sebesar 39,5% dalam volume dan 50,7% dalam omzet dibandingkan bulan sebelumnya.
Dalam 8 bulan pertama tahun ini, volume ekspor beras mencapai lebih dari 5,8 juta ton, omzet mencapai 3,16 miliar USD, naik 21,4% dalam volume dan 35,7% dalam omzet dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Harga ekspor beras Vietnam berada pada tingkat yang sangat tinggi. |
Menurut Departemen Umum Bea Cukai, Agustus adalah bulan dengan volume ekspor beras tertinggi ketiga sepanjang masa, sementara nilai ekspor rata-rata (mencapai 593 USD/ton) merupakan yang tertinggi sejak Januari 2022.
Dalam delapan bulan pertama tahun ini, ASEAN dan Cina merupakan dua pasar ekspor utama beras Vietnam.
Dari jumlah tersebut, ekspor ke ASEAN mencapai 3,49 juta ton atau naik 27,6%; ke pasar China mencapai 786 ribu ton atau naik 51% dibanding periode yang sama tahun lalu.
Jumlah beras yang diekspor ke dua pasar tersebut di atas saja mencapai 4,28 juta ton atau mencapai 74% dari total volume ekspor beras nasional.
Menurut Asosiasi Pangan Vietnam (VFA), harga ekspor beras pecah 5% saat ini berada di kisaran 613-617 dolar AS/ton, sementara beras pecah 25% berfluktuasi sekitar 598-602 dolar AS/ton. Dibandingkan dengan akhir Agustus 2023, harga ekspor ini telah turun sekitar 22-30 dolar AS/ton.
Khususnya, tidak hanya beras Vietnam tetapi juga ekspor beras Thailand dan Pakistan juga menurun menjadi 611 USD/ton untuk beras pecah 5% dan 608 USD/ton untuk beras pecah 25%.
Bursa Komoditas Vietnam (MXV) mengatakan bahwa sinyal pasokan yang berangsur-angsur stabil merupakan faktor utama yang menyebabkan harga beras mendingin dalam dua minggu terakhir.
Pemerintah India baru-baru ini menyatakan bahwa larangan ekspor telah membantu negara tersebut memastikan kecukupan pasokan bahan pangan pokok seperti beras dan gandum. Selain itu, menurut sumber dari Kementerian Pangan Bangladesh, negara tersebut memiliki cadangan beras yang cukup, saat ini sekitar 1,7 juta ton, untuk memenuhi kebutuhan rakyatnya di tengah kenaikan harga beras global dan domestik.
Negara-negara konsumen utama juga telah aktif melakukan pembelian pada periode sebelumnya untuk mengisi kembali cadangan bahan pangan esensial ini. Di Indonesia, pemerintah meningkatkan impor beras dalam delapan bulan pertama tahun ini, karena pemerintah bertujuan untuk mengisi kembali cadangan bahan pangan esensial ini.
Badan Pusat Statistik melaporkan bahwa Indonesia mengimpor 1,59 juta ton beras dalam delapan bulan pertama tahun ini, meningkat tajam dari 237.146 ton pada periode yang sama tahun lalu. Lebih dari separuhnya berasal dari Thailand. Vietnam merupakan pemasok beras terbesar kedua ke Indonesia selama periode tersebut, dengan 674.000 ton.
Pemerintah Indonesia juga telah menugaskan Badan Pengadaan Pangan Negara (BULOG) untuk mengimpor 2,3 juta ton beras pada tahun 2023 guna mengatasi dampak El Nino, yang telah menyebabkan kekeringan dan kerusakan tanaman pangan di Asia. Hingga akhir Agustus, impor telah mencapai hampir 80% dari rencana.
Dalam waktu kurang dari sebulan, banyak negara penghasil beras juga akan memasuki musim panen puncak, yang diperkirakan akan menyediakan pasokan besar ke pasar.
Namun, dalam jangka pendek dan menengah, banyak negara konsumen masih perlu meningkatkan impor beras untuk mengisi kembali cadangan mereka. Hal ini akan menjadi faktor yang dapat menahan penurunan harga beras.
[iklan_2]
Tautan sumber
Komentar (0)