(GLO)- Saya sudah lama membaca tulisan Tran Hong Giang, baik daring maupun di surat kabar. Karena tahu dia pakar TI, setiap kali saya butuh sesuatu daring, saya menghubunginya, bahkan di tengah malam. Lalu saya tahu dia sangat mahir berbahasa Inggris. Baru setelah kami dekat, masih daring, saya tahu tentang situasinya yang sulit. Penyakit yang dideritanya semasa kecil memaksanya terbaring di tempat tidur dan menggunakan kursi roda.
Dunianya hanyalah tempat tidur dan kursi roda, ia melihat kehidupan melalui... internet. Puisi-puisinya, cerita-ceritanya, status-status Facebook-nya, semuanya penuh dengan optimisme dan humor.
Ia belum pernah ke Dataran Tinggi Tengah, tetapi ia menulis tentang Dataran Tinggi Tengah seperti ini: "Di sinilah kita, ketinggian dataran tinggi yang memabukkan/Mata yang familiar, senyum cerah/Alam semesta berputar, benda-benda bergerak dan bintang-bintang berganti/Ambisi membentuk sosok sahabatku". Berbaring di tempat tidur, ia belajar ilmu komputer, bahasa Inggris, dan berkomunikasi dengan seluruh... dunia. Saat ini, ia bekerja sebagai desainer web dan administrator untuk menghidupi dirinya sendiri. Ia telah menulis lusinan buku puisi dan novel. Bahkan orang biasa pun, tentu saja tidak semua orang dapat hidup dan bekerja seperti dirinya.
Tran Hong Giang saat ini tinggal di Nam Dinh dan merupakan anggota Asosiasi Penulis Vietnam.
Penyair Van Cong Hung dipilih dan diperkenalkan.
KEHIDUPAN SUTRA
Kehidupan ulat sutra yang menggeliat
Berusaha mengeluarkan isi perut dan memintal sutera
Hati gelisah
Tidak pernah lelah!
Ilustrasi: HT |
Hanya sedikit orang yang mengerti
Tentang persembahan diam
Apakah ada yang pernah berbagi?
Kehidupan ulat sutra sulit selama bertahun-tahun.
Hanya sebuah ilusi
Bersifat sementara di dunia manusia
Surga tidak senang dengan kebaikan itu
Berikan ulat sutra surga!
Terkadang ulat sutra menangis
Menyesali begitu banyak persembahan yang bodoh
Namun ulat sutra tetap mengeluarkan ususnya.
Karena hidup ini kekurangan benang sutra!
BULAN APRIL
April datang melintasi ladang desa
Bulan tipis melesat di langit
Siapa yang melewati masa-masa yang terlewatkan
Saya mendengar banyak kata-kata pahit.
Ilustrasi: HT |
Cuoi duduk sedih bersandar di pohon beringin
Cobalah untuk melupakan kesalahan masa lalu
Cinta itu seperti sutra merah dan benang persik
Saling membenci, saling menempelkan tombak di tangannya.
Bulan dan waktu berlalu
Hanya diam, aku dan teman-temanku
Awan berkumpul menuju tepi sungai
Lihatlah badai pertama musim ini.
Siapa yang siapa di masa lalu
Lupakan tanda-tanda lama untuk kelimpahan bulan
April adalah hari bulan purnama
Lapangan itu menyimpan kesedihan selama ratusan tahun...
KENANGAN DESA TUA
Akan selalu menjadi kenanganku
Desa tua adalah tempat puisi liar
Festival Januari dan Februari, musim panen
Lumpur membuat kemeja menjadi lebih coklat…
Ilustrasi: Huyen Trang |
Kini, di desa itu tidak ditemukan lagi jejak kuku kerbau.
Deretan bambu yang jarang bergoyang di tempat tidur gantung di sore musim panas
Bangau yang kesepian terbang di sore hari
Tahun-tahun yang jauh membuat langkahku mundur dengan rasa kehilangan!
Desa itu sekarang setengah perkotaan dan setengah pedesaan.
Dulu kemeja coklat, sekarang gaun merah dan biru
Ketika anak laki-laki dan anak perempuan menikah, kebiasaan mengunyah sirih dan pinang berangsur-angsur menghilang.
Malam festival desa tanpa menyanyikan lagu cinta!
Desa kita, apakah kamu ingat?
Kami bersama melalui masa-masa sulit
Cinta yang hangat terhadap pedesaan, desa tua yang penuh nostalgia
Kenangan berlumut namun tidak mudah pudar!
[iklan_2]
Tautan sumber
Komentar (0)