Para pemimpin oposisi Ukraina telah menolak gagasan untuk mengadakan pemilihan umum di masa perang menyusul komentar Presiden AS Donald Trump tentang Presiden Ukraina Zelensky.
Mantan Presiden Ukraina Petro Poroshenko mengatakan pada hari Selasa bahwa timnya bekerja sama dengan "mitra" AS untuk mempertahankan dukungan bagi Ukraina, tetapi menambahkan bahwa ia menentang pemilihan umum di masa perang, menurut Reuters.
Mantan Presiden Ukraina Petro Poroshenko di Bucharest (Rumania) pada 6 Maret 2024
Dalam pernyataan tertulis yang dipublikasikan di aplikasi perpesanan Telegram, Bapak Poroshenko menulis bahwa pemilu hanya boleh dilaksanakan setelah perdamaian tercapai. Ia menambahkan bahwa pemungutan suara akan dilaksanakan paling lambat 180 hari setelah konflik berakhir.
Yulia Tymoshenko, pemimpin oposisi lainnya, mengatakan kelompoknya "berbicara dengan semua sekutu kami yang dapat membantu memastikan perdamaian yang adil sesegera mungkin" dan juga berpendapat bahwa pemilu tidak boleh diadakan sebelum Ukraina mencapai perdamaian.
Trump mengisyaratkan Zelensky bisa hengkang karena menolak kesepakatan
Sebelumnya, Politico melaporkan pada 5 Maret bahwa empat anggota senior rombongan Presiden Trump telah berdiskusi dengan beberapa lawan politik utama Presiden Zelensky. Pembicaraan tersebut dilakukan dengan Tymoshenko dan anggota senior partai Poroshenko, lapor Politico , mengutip tiga anggota parlemen Ukraina dan seorang pakar kebijakan luar negeri dari Partai Republik AS.
Menurut Politico , diskusi difokuskan pada apakah Ukraina dapat menyelenggarakan pemilihan presiden dengan cepat.
Rusia berargumen bahwa Zelensky adalah presiden yang tidak sah karena masa jabatan lima tahunnya berakhir pada tahun 2024. Namun, berdasarkan hukum Ukraina, pemilu tidak dapat diselenggarakan selama darurat militer. Sebaliknya, Zelensky telah menawarkan untuk mundur dengan imbalan perdamaian dan keanggotaan NATO bagi Ukraina.
Persaingan politik antara Zelensky dan Poroshenko telah berlangsung selama bertahun-tahun. Bulan lalu, Zelensky menyetujui sanksi terhadap Poroshenko atas apa yang digambarkan oleh badan intelijen domestik Ukraina sebagai "alasan keamanan nasional", tanpa memberikan detail lebih lanjut. Poroshenko mengatakan langkah tersebut bermotif politik, menurut Reuters.
[iklan_2]
Sumber: https://thanhnien.vn/gioi-lanh-dao-doi-lap-ukraine-phan-doi-y-tuong-to-chuc-bau-cu-thoi-chien-185250306194331633.htm
Komentar (0)