SGGP
Lebih dari 200 manajer dan guru dari sekolah menengah di Kota Ho Chi Minh baru saja berpartisipasi dalam berbagi pengalaman tentang pendidikan STEM (program yang mengajarkan pengetahuan dan keterampilan yang terkait dengan bidang sains, teknologi, teknik, dan matematika) untuk menemukan solusi guna mengatasi kesulitan saat menerapkan kegiatan ini di sekolah.
Menurut Dr. Nguyen Thanh Hai, pakar pendidikan STEM di AS, STEM bukanlah sebuah mata pelajaran melainkan sebuah pendekatan dan implementasi pengajaran interdisipliner untuk memecahkan masalah dalam praktik. Oleh karena itu, STEM bukanlah sebuah metode pengajaran melainkan kombinasi dari berbagai bentuk kegiatan, seperti berlatih membuat kerajinan tangan, survei rumah, kegiatan eksperiensial di luar kelas, kegiatan ekstrakurikuler...
Selain itu, banyak guru yang beranggapan bahwa mengajar STEM membutuhkan biaya yang besar karena harus membeli peralatan modern. Namun, pada kenyataannya, kegiatan ini dapat dilakukan dengan peralatan sederhana dan bahan daur ulang seperti kertas, kardus, kotak busa, dan sebagainya. Melalui proses mengikuti pelatihan guru di berbagai provinsi dan kota di Vietnam, Dr. Nguyen Thanh Hai menyadari bahwa setiap perubahan pendekatan akan sulit dan membingungkan bagi para guru, serta tidak dapat efektif dalam waktu singkat.
Senada dengan itu, Dr. Nguyen Thi Thu Huyen, pakar manajemen pendidikan di Kota Ho Chi Minh, mengatakan bahwa sekolah hendaknya menerapkan pendidikan STEM dengan cara yang santun, tidak menjadikan pengajaran STEM sebagai ajang kompetisi dan evaluasi, yang justru menimbulkan stres dan tekanan bagi guru. Pemahaman yang kaku bahwa pembelajaran STEM harus memiliki 4 unsur, yaitu Sains , Teknologi, Rekayasa, dan Matematika, juga tidak boleh hanya mencakup 2 bidang atau lebih, yang berawal dari permasalahan kehidupan, diimplementasikan dalam bentuk inkuiri, yang membantu siswa bertanya dan menemukan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan tersebut. Dengan pemahaman ini, STEM dapat diimplementasikan secara utuh dalam ilmu sosial, seni, pendidikan jasmani... bukan hanya ilmu pengetahuan alam.
Saat ini, di negara-negara maju, mata pelajaran direvisi rata-rata setiap lima tahun agar sesuai dengan konteks sosial. Di Vietnam, Program Pendidikan Umum 2018 telah memasuki tahun keempat pelaksanaannya. Menurut para ahli, setelah tahun ajaran 2024-2025, Kementerian Pendidikan dan Pelatihan perlu mengevaluasi efektivitas pelaksanaan program secara komprehensif, termasuk inovasi pendidikan berorientasi STEM untuk meningkatkan kualitas inovasi pendidikan.
[iklan_2]
Sumber
Komentar (0)