Tidak hanya berhenti pada pelajaran perlindungan lingkungan atau gerakan menanam sayuran di halaman sekolah, banyak negara di seluruh dunia melangkah lebih jauh dengan membangun sekolah "netral karbon".
Sekolah hemat energi
Dalam beberapa tahun terakhir, masyarakat Norwegia tidak lagi asing dengan model sekolah yang dibangun dari bahan ramah lingkungan seperti kayu dan dipasangi panel surya.
Ini adalah model sekolah “netral karbon” yang dirancang dan dioperasikan sehingga jumlah total emisi karbon dioksida (CO2) yang dihasilkan selama operasional sekolah seimbang dengan jumlah emisi yang dikurangi atau diserap melalui solusi hijau dan teknologi bersih.
Agar netral karbon, sekolah perlu menerapkan serangkaian solusi, termasuk konstruksi ramah lingkungan, operasional tanpa emisi, dan perubahan perilaku guru serta siswa. Drøbak Montessori Preschool, Norwegia, adalah contohnya.
Sekolah ini dibangun sepenuhnya dari kayu, tanpa menggunakan beton, material yang menyumbang 8% emisi CO2 global. Bangunannya miring untuk mengakomodasi panel surya besar yang dapat menghasilkan sekitar 30,5 ribu kWh per tahun. Sistem kaca dari lantai hingga langit-langit mengoptimalkan cahaya alami dan meminimalkan konsumsi listrik.
Di India, Sekolah Forum Akshar di Assam, yang awalnya merupakan model pendidikan untuk anak-anak miskin, kini bertransformasi menjadi sekolah netral karbon. Selain menghasilkan listrik sendiri dari tenaga surya dan memanfaatkan kembali air limbah untuk irigasi, sekolah ini juga menerapkan "biaya sekolah plastik". Sekolah ini mengumpulkan sampah plastik dari siswa sebagai pengganti biaya sekolah dan mengajarkan mereka cara mendaur ulangnya menjadi bahan bangunan yang ramah lingkungan.
Kementerian Pendidikan Korea telah meluncurkan inisiatif "Sekolah Nol Karbon 2050", dengan tujuan mengubah seluruh sistem pendidikan menengah menjadi institusi netral karbon. SMA Goyang Baekseok adalah salah satu pelopornya.
Seluruh atap sekolah dilengkapi dengan panel surya, sistem pendingin udara menggunakan energi terbarukan, air hujan diolah untuk digunakan kembali, dan bus listrik mengangkut siswa.

Tantangan di balik “tembok hijau”
Sekolah netral karbon memberikan banyak manfaat seperti mengurangi dampak lingkungan dan iklim, menghemat biaya operasional jangka panjang, dll. Selain itu, sekolah netral karbon juga berkontribusi dalam mendidik siswa tentang gaya hidup berkelanjutan melalui pengalaman, menciptakan lingkungan belajar yang sehat dan ramah.
Sekolah-sekolah ini tidak hanya mengurangi emisi, tetapi juga menanamkan benih-benih pemikiran berkelanjutan kepada siswa yang jarang disebutkan dalam buku teks. Ketika anak-anak tumbuh di lingkungan yang ramah iklim, gaya hidup ramah lingkungan menjadi bagian alami dari gaya hidup mereka.


Namun, masalah terbesarnya tetaplah tingginya biaya investasi awal. Menurut perkiraan Program Lingkungan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNEP), membangun fasilitas pendidikan "nol bersih" dapat menelan biaya 1,5 hingga 2 kali lipat lebih mahal daripada sekolah biasa. Hal ini menyulitkan akses bagi banyak negara berkembang.
Selain itu, banyak sekolah kekurangan sumber daya manusia dan tenaga ahli untuk merancang dan mengoperasikan proyek secara efektif. Banyak sekolah dibangun berdasarkan "standar hijau", tetapi karena kurangnya teknik pemeliharaan atau pengetahuan operasional, sekolah-sekolah tersebut dengan cepat menjadi tidak efektif setelah beberapa tahun.
Terlepas dari tantangan yang ada, sekolah netral karbon membuktikan bahwa pendidikan dapat dan seharusnya menjadi garda terdepan dalam perjuangan menyelamatkan planet ini. Pendidikan bukan hanya tentang mentransfer pengetahuan, tetapi juga tentang menciptakan masa depan yang lebih hijau, lebih adil, dan lebih berkelanjutan.
- 80 negara di seluruh dunia bergabung dengan UNESCO dalam membangun “sistem pendidikan hijau yang komprehensif” menuju pengoperasian sekolah yang netral karbon.
- Pemerintah Inggris berencana memasang panel surya di 200 sekolah, setiap sekolah dapat menghemat £25.000 setahun.
- AS memiliki hampir 9.000 sekolah negeri yang telah memasang panel surya. Sekolah-sekolah ini mengonsumsi energi 65-80% lebih sedikit daripada sekolah konvensional.
- Secara global, jumlah sekolah netral karbon meningkat sebesar 40% dari tahun 2019 hingga 2023. Investasi pemerintah di sekolah netral karbon meningkat sebesar 22% dari tahun 2023 hingga 2024.
Sumber: https://giaoducthoidai.vn/giao-duc-hoc-sinh-ve-phat-trien-ben-vung-post744277.html
Komentar (0)