Data dari Asosiasi Pangan Vietnam menunjukkan bahwa pada 13 Oktober, harga beras pecah 5% dan beras pecah 25% dari Thailand stabil di harga masing-masing $581/ton dan $533/ton. Demikian pula, harga beras jenis yang sama dari Pakistan juga stabil di harga masing-masing $563/ton dan $483/ton.
Sementara itu, harga ekspor beras Vietnam terus meningkat dan tetap berada pada level tertinggi di dunia . Khususnya, harga ekspor beras pecah 5% dan 25% masing-masing naik 5 dolar AS/ton, menjadi 623 dolar AS/ton dan 608 dolar AS/ton.
Dengan harga ini, beras pecah 5% Vietnam lebih mahal 42 USD/ton daripada beras Thailand jenis yang sama dan 60 USD/ton lebih mahal daripada beras Pakistan. Beras pecah 25% Vietnam juga lebih mahal 75 USD/ton daripada beras Thailand dan 125 USD/ton lebih mahal daripada beras Pakistan.

Data di atas menunjukkan bahwa setelah beberapa kali mengalami penurunan tajam, harga ekspor beras negara kita kembali meningkat, mendekati puncaknya pada 643 USD/ton (harga beras 5% yang ditetapkan pada 31 Agustus).
Patut dicatat, pasar ekspor beras terus bergairah pada bulan-bulan terakhir tahun ini.
Yang terbaru, Kantor Perdagangan Vietnam di Indonesia melaporkan bahwa, menyusul pengumuman Presiden Indonesia Joko Widodo pada tanggal 8 Oktober bahwa negara tersebut akan membutuhkan tambahan cadangan beras nasional sebesar 1,5 juta ton mulai sekarang hingga akhir tahun 2023 (di samping 2 juta ton cadangan beras yang diimpor sejak awal tahun), Pelaksana Tugas Menteri Pertanian Indonesia juga mengonfirmasi bahwa Vietnam dan Thailand akan menjadi dua pemasok beras utama untuk pembelian 1,5 juta ton beras mendatang.
Kepala Perum Bulog (lembaga yang ditunjuk Pemerintah Indonesia sebagai importir beras) mengatakan, seluruh perizinan impor beras sebanyak 1,5 juta ton telah diterbitkan oleh instansi terkait di tanah air dan impor akan dilaksanakan mulai akhir Oktober 2023.
Statistik awal dari Departemen Umum Bea Cukai menunjukkan bahwa September lalu, Indonesia menjadi konsumen beras Vietnam terbesar ketika menghabiskan 101,4 juta USD untuk membeli 166 ribu ton beras dari negara kita, 53 kali lebih tinggi dibandingkan September 2022.
Dalam 9 bulan pertama tahun 2023, nilai ekspor beras ke pasar ini mencapai 462,6 juta dolar AS, meningkat 1.796% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Dengan demikian, Indonesia menjadi pelanggan terbesar ketiga, menyumbang sekitar 13% dari total omzet ekspor negara kita dalam 9 bulan terakhir.
Beberapa perusahaan pengekspor beras menyatakan bahwa permintaan beras di pasar masih tinggi, tetapi pasokan beras dalam negeri tidak banyak karena sudah memasuki musim panen. Oleh karena itu, perusahaan enggan menandatangani kontrak ekspor baru jika belum menyiapkan barang.
Sumber
Komentar (0)