Pada tanggal 19 September, media Israel melaporkan bahwa negara tersebut telah mengusulkan gencatan senjata baru dengan gerakan Islam Hamas di Jalur Gaza.
Konflik di Gaza antara Israel dan gerakan Hamas Palestina hampir mencapai satu tahun, tetapi prospek gencatan senjata dan berakhirnya pertempuran masih belum jelas. (Sumber: Sky News) |
Menurut stasiun radio Kan Israel, salah satu isi proposal tersebut adalah agar Hamas membebaskan sandera di Gaza dengan imbalan pemimpin Hamas Yahya Sinwar dan anggota gerakan lainnya mendapatkan "jalan keluar yang aman" ketika meninggalkan Gaza serta sebagai imbalan atas gencatan senjata.
Usulan tersebut juga menyerukan pembebasan tahanan Palestina dan pembentukan sistem pemerintahan baru di Gaza, tetapi tidak memberikan rincian lebih lanjut.
Times of Israel mengutip seorang pejabat Israel yang mengatakan bahwa Gal Hirsch, pejabat Israel yang bertanggung jawab atas upaya penyelamatan sandera di Jalur Gaza, telah meneruskan proposal tersebut ke AS, yang kemudian meneruskannya ke mediator Qatar dan Mesir.
Kantor Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu belum secara resmi mengonfirmasi informasi tersebut. Ketika ditanya tentang proposal baru tersebut, juru bicara pemerintah Israel, David Mencer, hanya berkata: "Siapa pun yang ingin mendukung upaya penyelamatan sandera kami seharusnya menekan Tuan Sinwar, bukan Perdana Menteri Israel."
Sementara itu, saluran TV Al Mayadeen mengutip seorang pejabat senior Hamas yang mengatakan bahwa gerakan itu belum menerima proposal perjanjian baru.
Menurut angka resmi Israel, masih ada 101 sandera yang ditahan di Gaza.
Dalam perkembangan lain di hari yang sama, Reuters mengutip seorang sumber yang mengetahui masalah tersebut yang mengatakan bahwa Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin telah menunda kunjungan ke Israel yang dijadwalkan minggu depan. Sumber tersebut tidak memberikan alasan spesifik penundaan tersebut.
Keputusan itu muncul di tengah meningkatnya ketegangan di perbatasan Israel-Lebanon menyusul serangan terhadap peralatan komunikasi Hizbullah pada 17-18 September.
Hizbullah menuduh Israel berada di balik serangan yang menewaskan 37 orang dan melukai sekitar 3.000 orang, serta membanjiri rumah sakit di Lebanon.
[iklan_2]
Sumber: https://baoquocte.vn/xung-dot-o-gaza-don-doan-israel-dua-ra-de-xuat-ngung-ban-moi-bo-truong-quoc-phong-my-hoan-tham-dong-minh-trung-dong-287049.html
Komentar (0)